Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Nadiem Dorong Pembelajaran "Project Based Learning", Seperti Apa?

Kompas.com - 22/04/2021, 16:15 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Jadi, lanjut dia, sahabat sekolah dasar yang ada di rumah di seluruh nusantara dan di manapun berada, akan memiliki indikator-indikator Profil Pelajar Pancasila yang bisa mewujudkan SDM unggul Indonesia Maju.

Program "Ngobrol Pintar Bareng #SahabatSD" dihadiri oleh beberapa siswa yang terpilih dari beberapa sekolah dasar di Indonesia.

Para siswa sekolah dasar ini membagikan pengalaman mereka yang sudah menjalani pembelajaran dengan berbasis Project Based Learning.

Ragam bentuk Project Based Learning

Jonathan Haryono, siswa kelas 6 SD Mawar Syarat Kristian membagikan pengalaman paling berkesan dan menarik sewaktu melaksanakan Project Based Learning yaitu membuat filter air.

Baca juga: Lowongan Kerja Wings Group untuk Lulusan SMA/SMK, D3 dan S1-S2

“Praktek yang paling menarik saat membuat filter yang mencampurkan adonan tepung dengan air. Setelah itu kami harus memisahkan mereka secara murni, dan itu melewati beberapa proses pemfilteran dan membutuhkan waktu yang lumayan lama,” ujar siswa yang biasa dipanggil Jojo tersebut.

Jojo juga menjelaskan bahan-bahan yang digunakan seperti kertas filter yang harus dibentuk menjadi kerucut, serta saringan yang terbuat dari botol untuk memisahkan tepung dengan air.

“Project ini salah satu mata pelajaran sains. Di mana kita bisa mempelajari dalam satu hal dari praktek ini, yaitu setiap hal ada plus minusnya ada hal yang baik dan hal yang tidak baik. Nah kita harus memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dan kita bisa melakukan yang baik, bukan melakukan yang tidak baik. Itu pelajaran yang bisa diambil dari Project Based Learning memisahkan tepung terigu dengan air melalui filter,” imbuhnya.

Annaballe, siswi kelas 2 SD Charis National Academy menuturkan pengalamannya terkait praktek Project Based Learning. Sama halnya seperti Jojo, Annabelle juga membuat proyek pemfilteran air menggunakan water filter, namun dengan instrumen yang berbeda.

Water filter yang digunakan Annabelle bahan-bahannya terbuat dari kapas, batu putih, arang pasir dan di atasnya dibubuhi batu kerikil.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

“Menurut Annabelle sendiri proyek ini bermanfaat karena berguna untuk kehidupan sehari-hari seperti orang-orang di desa yang masih terpencil. Mereka bisa menggunakan alat water filter sederhana ini untuk membersihkan air. Jadi air kotor yang ada di desa-desa itu bisa bersih dengan menggunakan water filter,” ujarnya.

Kendra, perwakilan dari SDN Medokan Ayu Surabaya mengatakan dirinya pernah membuat Project Based Learning pemfilteran air menggunakan instrumen yang sama dengan yang digunakan oleh Annabelle.

“Aku juga pernah membuat Project Based Learning water filter bahan-bahannya itu sama seperti yang digunakan oleh Annabelle. Waktu melakukan filter satu kali itu sempat berpikir kok masih keruh airnya. Aku juga sempat putus asa karena airnya tidak bersih-bersih aja. Terus aku coba filter dan setelah 3 kali baru bisa jernih airnya,” kata Kendra.

Sebelumnya Kendra juga sempat berpikir dan merasa tidak masuk akal menjernihkan air dengan menggunakan bahan-bahan seperti pasir, arang dan lain-lain.

“Itu kan semuanya kotor bahan-bahannya, tapi pas aku coba dan ternyata berhasil membuat airnya menjadi jernih. Aku juga sempat bingung dan kaget, tapi setelah aku melakukan percobaan itu aku merasa kagum dengan bahan-bahan yang aku anggap kotor ternyata justru bisa memfilter dari air kotor menjadi air bersih,” katanya.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Kendra melanjutkan, Project Based Learning yang paling menarik adalah saat membuat sabun. Meskipun mudah, tapi ia dan teman-temannya sempat gagal. Tapi kegagalan itu justru mendorong ia dan teman-temannya mencari apa kesalahan yang diperbuat, kemudian memperbaikinya.

“Pernah waktu itu gagal semua satu kelas, dan ternyata kita itu ada yang salah dalam campuran bahan-bahannya. Terus kami bareng-bareng nyari di Google dan YouTube, lalu kita buat lagi dan akhirnya berhasil,” ujar Kendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com