Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Cryptocurrency, Dosen Unair: Masyarakat Harus Hati-hati

Kompas.com - 22/04/2021, 13:11 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Para investor saat ini tengah mengincar cryptocurrency (mata uang virtual), sebagai salah satu instrumen investasi yang mereka pikir mampu mendatangkan keuntungan.

Hal ini didasarkan pada data Coin Shares pada kuartal I-2021, di mana dana sebesar 4,5 miliar dollar AS atau setara Rp 65,25 triliun mengalir ke mata uang digital.

Baca juga: 5 Cara Ampuh Investasi Saham untuk Pendidikan Anak

Maraknya investasi cryptocurrency di kalangan investor membuat Dosen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) Wisudanto buka suara.

Dia mengaku, Cryptocurrency sendiri memiliki beberapa jenis di dalamnya. Salah satu yang paling terkenal dalam mendatangkan keuntungan adalah jenis bitcoin.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai untuk mengakumulasi mata uang virtual itu.

"Tingkat keuntungan selalu ditonjolkan agar yang sudah masuk dan menjadi bagian trader di crypto tetap memperoleh keuntungan, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran barang," ucap dia melansir laman Unair, Kamis (22/4/2021).

Dia menegaskan, jika keuntungan ditonjolkan maka semakin banyak yang tertarik membeli instrumen ini, sehingga permintaan akan meningkat.

Sederhananya, kata dia, keuntungan bagi investor pemegang awal akan meningkat.

Sedangkan investor yang terakhir masuk akan memperoleh keuntungan yang relatif lebih sedikit seiring dengan berkurangnya peminat.

Investasi tidak ada bentuk fisik

Dia menyebut, pada dasarnya cryptocurrency memang berbeda dengan mata uang yang telah dikenal khalayak luas, karena bentuknya virtual.

Sehingga apabila berbicara tentang investasi, maka masih meragukan. Sebab, nilainya ada, tapi utilitas dan bentuk fisiknya bisa dikatakan terbatas.

Baca juga: Mahasiswa, Ikuti 5 Tips Investasi Agar Peroleh Cuan

Lanjut dia menyatakan, cryptocurrency memiliki sistem blockchain, yakni sebuah sistem penyimpanan data digital yang berisikan catatan yang terhubung melalui kriptografi.

Sistem inilah yang selalu didewa-dewakan oleh para trader cryptocurrency sebagai sistem yang tidak pernah gagal, tidak bisa ditembus peretas, sehingga dikatakan tak terkalahkan.

"Sistem blockchain ini tidak bisa dijadikan jaminan untuk mengabadikan keuntungan. Karena, sistem ini buatan manusia, saya yakin lambat laun sistem ini akan mengalami permasalahan," ungkapnya.

Di Indonesia, lanjut dia, beberapa cryptocurrency telah beredar di pasar bursa berjangka dalam pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Namun, tidak dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hingga saat ini, di Indonesia belum diketahui adanya perusahaan terbuka yang berinvestasi menggunakan cryptocurrency.

Hal itu disebabkan hanya aset investasi yang diatur oleh PSAK bisa diakumulasikan ke dalam neraca perusahaan.

Baca juga: Rektor Unair: Vaksin Merah Putih Siap Digunakan Masyarakat di 2022

"Alangkah baiknya masyarakat berhati-hati dan berpikir secara rasional ketika membeli cryptocurrency. Karena sesuatu yang virtual itu tidak berwujud, tidak punya aset sebagai jaminan keamanan dan utilitasnya terbatas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com