Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenristek Gabung ke Kemendikbud, Nadiem Makarim Makin Dipercaya

Kompas.com - 13/04/2021, 10:46 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Kendati di masa pandemi Covid-19, Kemendikbud juga dinilai mampu menjadi kementerian yang kuat, aktif, dinamis, dan terkoordinasi.

Berbagai langkah terobosan dalam pengelolaan tiga institusi besar mampu menjadi lembaga yang efektif dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Baca juga: Juli 2021, Mendikbud: Semua Sekolah Sudah Buka Belajar Tatap Muka

Ina Liem mengungkapkan, hampir 80 persen sampai 90 persen penelitian dilakukan perguruan tinggi.

Penggabungan ciptakan birokrasi ramping

Penggabungan, kata dia, akan menciptakan birokrasi di bawah satu atap sehingga lebih ramping.

"Saya melihat ini penyederhanaan birokrasi. Kalau di bawah satu atap secara birokrasi lebih ramping. Jadi tidak double. Selama ini perguruan tinggi riset dan Dirjen Dikti juga melaksanakan riset bersama berbagai kementerian teknis lain," jelas dia.

Sebetulnya, lanjut dia, konsep Merdeka Belajar untuk mendorong kreativitas.

Tidak hanya penelitian, masalah vokasi juga mau ditekankan, sarjana terapan juga mau didorong. Jadi bukan hanya riset, melainkan juga aplikasi.

"Ini waktunya unjuk gigi bagi para institusi yang tadinya banyak orang-orang yang mau berinovasi, tetapi terbatas birokrasi, nomenklatur, sehingga sulit," terang Ina Liem.

Dia memperkirakan, Nadiem tidak akan terlalu sulit mengelola Kemendikbudristek.

Nadiem diprediksi akan menggabungkan dengan pola di Ditjen Pendidikan Tinggi yang sebelumnya juga telah bergabung dengan Kemenristek Dikti.

Baca juga: Siswa Terpapar Covid-19, Nadiem: Belajar Tatap Muka Dihentikan

"Sebagai pimpinan, bukan berarti dia pelaksananya yang harus ke sana kemari semuanya. Banyak dirjen di bawahnya. Selama ini kegiatan perguruan tinggi juga sudah termasuk riset," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com