Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Kami Tidak Mau Siswa Terjebak di Jurang Kegagalan

Kompas.com - 08/04/2021, 19:21 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak empat negara gagal menjalankan belajar tatap muka, yakni Inggris, India, Malaysia, dan Belgia.

Hal itu dikarenakan kasus penularan Covid-19 mengalami pertambahan, karena longgarnya aturan protokol kesehatan di dalam kelas.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Dorong Kembali Semangat Belajar Siswa

Adanya contoh itu, Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap percaya diri membuka belajar tatap muka di sekolah bagi siswa.

Salah satu pendorong belajar tatap muka, yakni vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan terus berjalan. Dan diperkirakan bisa terselesaikan di akhir Juni 2021.

"Tak lupa belajar tatap muka didorong, karena terjadi kesenjangan akses pendidikan selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berjalan lebih dari satu tahun terakhir," ucap Dirjen PAUD Dikdasmen Jumeri secara daring, Kamis (8/4/2021).

Bagi mereka yang tidak punya fasilitas PJJ, bilang dia, sangat terlihat sekali. Bila dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki peralatan lengkap untuk PJJ.

Jumeri menyebut, Kemendikbud tidak ingin terus menerus melihat siswa terjebak dalam jurang kegagalan dalam proses belajar.

Apalagi, bilang dia, persiapan belajar tatap muka ditengah pandemi Covid-19 telah dirancang agar lebih maksimal.

"Makanya ada opsi mengambil jalan tengah PJJ atau belajar tatap muka. Masing-masing daerah punya kepala sekolah, anak-anak punya orangtua yang berhak memilih," tegas dia.

Baca juga: Mendikbud Tegaskan Kuota Sekolah Tatap Muka Hanya 50 Persen

Dari pilihan itu, lanjut dia, maka akan menjadi penentu terselenggaranya pendidikan.

"Orangtua sudah pintar menganalisis kesiapan anak-anaknya ke sekolah, guru dan orangtua kita sudah edukasi agar siap. Setelah vaksinasi guru, maka proses lebih baik dalam belajar tatap muka," tukas dia.

Sekolah tatap muka sulit digantikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim pernah menyatakan, sekolah tatap muka memang sulit untuk digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Karena, banyak sekali dampak negatif yang berkepanjangan dengan dilakukannya PJJ, seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan sebagainya.

"Memang PJJ untuk kesehatan dan keselamatan serta tumbuh kembang dan hak anak. Tapi, manfaat sekolah tatap muka kenyataannya sulit untuk digantikan dengan PJJ," ucap Nadiem.

Untuk diketahui, Indonesia adalah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh.

Sementara sebanyak 23 negara lainnya sudah membuka sekolah tatap muka.

UNICEF menyebut bahwa anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah tatap muka secara langsung, maka akan semakin tertinggal.

Dampak terbesarnya dirasakan oleh anak-anak yang termarjinalisasi.

Baca juga: Mendikbud: Sekolah Tatap Muka Tidak Bisa Digantikan

"Sebesar 85 persen negara di Asia Timur dan Pasifik telah membuka belajar tatap muka. Berdasarkan kajian UNICEF, pemimpin dunia diimbau agar membuka sekolah tatap muka," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com