Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Hubungan Malaysia-Indonesia, EMGS Sambut 67 Penerima Beasiswa S2 Asal NTB

Kompas.com - 31/03/2021, 16:41 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dalam rangka memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia, Education Malaysia Global Services (EMGS) menyambut 67 mahasiswa asal Nusa Tenggara Barat (NTB), penerima beasiswa pascasarjana S2 di Malaysia.

Penyambutan ke-67 penerima beasiswa ini dilakukan dalam seremoni yang digelar di The Crystal Crown Hotel, Kuala Lumpur pada Selasa, 30 Maret 2021.

"Hubungan Malaysia-Indonesia merupakan suatu hubungan serumpun yang sudah lama terjalin. Dengan persamaan budaya dan bahasa dan tali persaudaraan, semangat kebersamaan ini harus senantiasa dipupuk," ungkap Encik Mohd Radzlan bin JalaludinChief Executive Officer EMGS, melalui rilis resmi (31/3/2021).

Ia menambahkan, "kerja sama erat ini juga harus terus dijalin dalam berbagai bidang, bukan saja aspek geopolitik namun pendidikan." 

Encik Mohd Radzlan mengatakan, program Beasiswa NTB merupakan salah satu upaya mempererat hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan.

Sebanyak 67 mahasiswa penerima beasiswa S2 asal NTB akan melakukan studi di berbagai universitas Malaysia antara lain;

  • Universitas Teknologi MARA (UITM) Shah Alam (26 orang),
  • Universitas Zainal Abidin (Unisza) Trengganu (23 orang),
  • Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Perak (12 orang), dan
  • Universitas Malaysia Perlis (6 orang).

Ia menjelaskan, jumlah penerima beasiswa NTB tahun ini merupakan yang terbanyak sejak pandemi melanda Malaysia.

Baca juga: Beasiswa Pertamina 2021 D3 dan S1, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya

Protokol kesehatan ketat

Sebelum berangkat menuju perguruan tinggi tujuan, para mahasiswa penerima beasiswa harus melalui masa karantina selama tujuh hari, sebagai bagian dari protokol kesehatan Covid-19.

"Prosedur karantina checkout dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Sipil (APM), Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM), dan Departemen Kesejahteraan Malaysia (JKM)," ujar Encik Mohd Radzlan.

Ia menambahkan, "dan setibanya di universitas, mahasiswa harus mengikuti SOP yang telah ditetapkan oleh universitas masing-masing."

"SOP universitas mungkin tidak sama satu sama lain. Di antara alasannya, universitas-universitas ini tunduk pada SOP di kabupaten atau negara bagian masing-masing," jelasnya.

Encik Mohd Radzlan juga menegaskan EMGS akan terus mendukung untuk memastikan proses studi para mahasiswa internasional asal Indonesia ini berjalan dengan lancar.

Acara seremoni penyambutan penerima beasiswa S2 asal NTB ini juga turut dihadiri Prof. Zuhaina Haji Zakaria (Dekan, MARA University of Technology), Wan Mokhdzani Bin Wan Nor Haimi (Deputy Director, Universiti Malaysia Perlis), Ahmad Taufik Hidayah Bin Abdullah (Deputy Director, International Center, Sultan Zainal Abidin University) dan En. Muhammad Airul Idham Bin Baharin (Skema Layanan Khusus dan Universitas, Pusat Internasional dan Mobilitas, Universitas Pendidikan Sultan Idris).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com