Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog UGM: Jangan Mudik Lebaran Dulu

Kompas.com - 17/03/2021, 20:10 WIB
Dian Ihsan

Penulis

"Beberapa skenario bisa terjadi, tergantung nanti bagaimana situasinya. Itu kan sangat cair ya, banyak variabel yang berperan disitu," ungkap dia.

Terkait vaksin, dia menilai bukan soal sudah memenuhi target atau belum, tetapi yang penting sebenarnya adalah seberapa cepat populasi tervaksinasi. Artinya semakin cepat semakin baik.

Untuk gelombang pertama ada 4 juta yang tervaksinasi disusul gelombang kedua sebanyak 1,5 juta.

Hanya saja, problemnya bukan masalah tercapai atau tidak, tetapi dari 5,5 juta seberapa persen dari populasi, dan yang lebih penting bisa menurunkan transmisinya.

"Kalaupun itu sudah sesuai target pemerintah, bahkan untuk gelombang 1 boleh dibilang lebih dari 100 persen, tapi pertanyaannya apakah cakupannya cukup tinggi di populasi yang kemudian mampu menurunkan risiko penularan," jelas dia.

Baca juga: Pakar UGM: 4 Persiapan Sebelum Vaksinasi Covid-19

Riris mengakui dengan vaksin bisa menimbulkan sikap optimisme atau sebaliknya.

Karena dengan divaksin seseorang dengan mudah bisa bersikap abai terhadap protokol kesehatan karena sudah merasa relatif aman.

Dengan tidak adanya larangan mudik tahun ini, kata Riris, daerah bisa saja memberlakukan kebijakan dengan memastikan mereka yang datang memiliki sertifikat vaksin atau surat bebas infeksi.

Upaya minimalkan risiko mudik

Ini sebagai upaya meminimalkan risiko, meskipun risiko tersebut tetap saja ada dan tidak hilang sama sekali.

Dia berharap pemerintah daerah dalam membuat kebijakan tetap harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Sebab, untuk kondisi sekarang ini bisa saja daerah membuat kebijakan sesuai konteks lokal asal tidak bertentangan.

"Surat vaksin, bebas covid dan lain-lain masih sangat diperlukan. Karena itu langkah meminimalkan risiko. Meski dengan upaya seperti itu, tetap saja ada yang tertular. Sama seperti kita sudah vaksinasi masih ada yang terinfeksi," ungkap dia.

Baca juga: UGM Peringkat 4 Terbaik di Asia Tenggara Versi QS WUR by Subject 2021

Soal kebijakan yang akan berlaku ini, kata Riris, sebenarnya pembicaraan bukan sekadar pada level individual tetapi pada level populasi.

Sebab, jika pada level populasi kejadian itu bisa diminimalkan.

Karenanya, dia berharap pada level besarnya sebaiknya masih ditunda dahulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com