Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Dorong Kesetaraan Gender Lewat Peran Guru Perempuan

Kompas.com - 17/03/2021, 11:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mendorong adanya peran aktif guru perempuan dalam menggaungkan kesetaraan gender.

Menurut dia, salah satu elemen yang turut memiliki peranan penting dalam menggaungkan kesetaraan gender adalah guru.

Baca juga: Mendikbud: Tingkatkan Minat Baca Anak Tanggung Jawab Bersama

Terlebih lagi, kata Mendikbud, banyak guru perempuan yang ada di institusi pendidikan.

Dengan begitu keberadaan mereka yang kuat dan berani dinilai sebagi cara yang efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswi.

"Ketika punya sosok guru perempuan yang kuat, maka bisa meningkatkan kepercayaan diri mereka. Kita tidak bisa membuat buku tentang kesetaraan gender, tapi perlu role model," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (17/3/2021).

Dia mengaku, tugas pemerintah bukan sekadar menyelesaikan penyusunan bahan ajar tentang kesetaraan gender.

Lebih dari itu, harus ada perubahan budaya dalam sistem pendidikan dengan menjadikan guru sebagai sosok teladan (role model).

"Contohnya bagaimana Anda harapkan untuk membuat anak-anak yang inovatif kalau gurunya sendiri tidak inovatif," sebut dia.

Mendikbud menyatakan, kurikulum kesetaraan gender hanya merupakan salah satu elemen dalam transformasi pendidikan.

"Pastinya, masih ada elemen-elemen lain yang juga penting, misalnya tentang pengembangan mentor itu sendiri, yaitu guru dan juga kepala sekolah," ujarnya.

Baca juga: Mendikbud Tegaskan Pelajaran Agama Tidak Dihilangkan

Dalam dunia korporasi, pemerintah berharap untuk mempunyai pekerja yang kreatif dan berpikir di "luar kotak".

Hal ini akan sulit didapatkan apabila pembimbingnya juga tidak melakukan hal tersebut.

Kepemimpinan perempuan sebuah kekuatan

Maka dari itu, Mendikbud menggarisbawahi nilai keteladanan yang menjadi penentu efektivitas perubahan, baik di lingkup korporat maupun satuan pendidikan.

"Ini semuanya tentang bagaimana orang dewasa di ruangan tersebut menunjukkan apa batasan-batasan dari imajinasi yang dimiliki oleh perempuan," jelas dia.

Lanjut dia menyebut, sering kali perempuan-perempuan yang paling punya kapasitas, diberi label perempuan yang tidak masuk akal (unreasonable).

Padahal untuk sebagian laki-laki, kepemimpinan perempuan menunjukkan sebuah kekuatan.

Baca juga: Mendikbud: Pemda Masih Banyak Belum Percaya Program PPPK

"Jadi ini adalah diafragma yang berbeda dan juga dalam hal profesional di seluruh dunia, keadaan ini memang sedang berubah, dan menurut saya kita harus mengubahnya dengan lebih cepat," tukasnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com