Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Jadi Anggota MWA Unpad Periode 2020-2025

Kompas.com - 27/12/2020, 18:40 WIB
Dian Ihsan,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Padjajaran (Unpad) telah menetapkan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) periode 2020-2025. Penetapan telah dilakukan pada Senin (14/12/2020).

Penetapan itu langsung dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim lewat Keputusan Mendikbud Nomor 133799/MPK/RHS/KP/2020.

Baca juga: Pakar Unpad: Mahasiswa Bisa Sukses Tanpa Narkoba

Melansir laman Unpad pada Minggu (27/12/2020), menyebutkan bunyi keputusan itu adalah tentang pengangkatan anggota MWA Unpad periode 2015-2020 dan pengangkatan anggota MWA Unpada periode 2020-2025.

Secara keseluruhan, anggota MWA Unpad terdiri dari kalangan unsur masyarakat, senat akademik, dan tenaga kependidikan. Lalu anggota MWA Unpad juga datang dari anggota ex-officio.

Anggota MWA Unpad dari unsur ex-officio, yakni Mendikbud Nadiem Makarim, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Rektor Unpad Rina Indiastuti, dan Ketua Senat Akademik Unpad Ganjar Kurnia.

Sementara anggota MWA Unpad dari unsur Senat Akademik adalah Arief Anshory Yusuf, Arry Bainus, Edy Sunardi, Dany Hilmanto, Roni Kastaman, dan Zulriska Iskandar.

Sedangkan anggota MWA Unpad dari unsur masyarakat, yakni Arief Yahya, Nadjib Riphat Kesoema, Kemal Azis Syamboel, dan Hadiyanto.

Adapun anggota MWA Unpad dari unsur alumni, tenaga kependidikan dan mahasiswa, masing-masing terdiri dari Ketua Ika Unpad Irawati Hermawan, dan Ketua BEM Kema Unpad Rizky Maulana Muhammad.

Kuliah di masa pandemi Covid-19

Rektor Unpad, Rina Indiastuti mengatakan, metode kuliah online menjadi solusi untuk melangsungkan pembelajaran selama pandemi Covid-19. Namun, capaian pembelajarannya perlu dievaluasi.

"Inovasi dan reformulasi pembelajaran daring (online) perlu dilakukan agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang setara dengan metode luring," ungkap Rina.

Baca juga: Guru Besar Unpad: Masa Pensiun Perlu Rencana Matang

Apalagi, kata Rina, mahasiswa menjadi kelompok yang berisiko tinggi terdampak saat pandemi. Kurangnya kompetensi yang dimiliki akibat pandemi akan menurunkan daya saing dari mahasiswa saat lulus nanti.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini menjelaskan, mahasiswa dan dosen sama-sama harus menyiapkan strategi. Dosen harus menghasilkan inovasi pembelajaran yang baik untuk meminimalkan jarak antara capaian pembelajaran tatap muka dengan daring.

Pandemi dorong mahasiswa jadi mandiri belajar

Sementara, mahasiswa juga dituntut untuk lebih mandiri. Pandemi mendorong mahasiswa untuk menempa diri sebagai seorang pembelajar.

"Kemandirian pembelajaran harus terus dilakukan," kata Rektor Rina.

Rina mengaku, perguruan tinggi juga dituntut melakukan inovasi transformatif dalam merespons berbagai disrupsi dan perubahan situasi dunia dengan cepat.

Dia menegaskan, jika sebelum pandemi perguruan tinggi dituntut menyiapkan lulusan yang adaptif menghadapi revolusi industri 4.0, saat ini juga dituntut adaptif terhadap efek dari pandemi Covid-19.

Lanjut dia menjelaskan, ada beberapa pendekatan pendidikan yang dilakukan setelah pandemi Covid-19. Menurut dia, sistem pengajaran yang dilakukan harus benar-benar mengubah cara berpikir dan belajar mahasiswa.

"Dosen bukan hanya melempar materi di grup, tetapi harus dicek apakah bisa mengubah intelektual mahasiswanya atau tidak," ungkap Rina.

Karena itu, metode pendidikan bisa menggabungkan keuntungan dari pendekatan daring, dengan pendekatan tatap muka atau blended learning.

Pembelajaran yang bersifat teori dan diskusi diberikan dalam bentuk daring, sedangkan praktik tugas mandiri atau kelompok bisa diselenggarakan di kampus.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Anggota MWA ITS

"Unpad maupun di beberapa PTN Badan Hukum sepakat untuk menggunakan blended learning," pungkas Rina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com