Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Temuan Baru Covid-19 Belum Tentu Berbahaya

Kompas.com - 27/12/2020, 12:33 WIB
Dian Ihsan,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus varian Covid-19 baru telah ditemukan di Inggris, varian tersebut dikenal dengan nama VUI 202012/01 yang terdiri dari sekumpulan mutasi antara lain 9 mutasi pada protein S.

Bahkan, varian Covid-19 baru itu juga ditemukan secara signifikan pada kasus di Afrika Selatan, yakni kombinasi 3 mutasi pada protein S.

Baca juga: Redam Covid-19, Kemenristek Beli 10 Robot RAISA

Hingga saat ini varian VUI 202012/01 telah ditemukan pada 1,2 persen virus pada database GISAID, 99 persen varian tersebut dideteksi di Inggris.

Selain di Inggris, varian ini telah ditemukan di Irlandia, Perancis, Belanda, Denmark, Australia. Sedangkan di Asia baru ditemukan pada 3 kasus yaitu Singapura, Hong Kong dan Israel.

Dari 9 mutasi tersebut pada VUI 202012/01, ada satu mutasi yang dianggap paling berpengaruh yaitu mutasi N501Y. Hal ini karena mutasi N501Y terletak pada Receptor Binding Domain (RBD) protein S.

"RBD merupakan bagian protein S yang berikatan langsung dengan receptor untuk menginfeksi sel manusia," kata Ketua Pokja Genetik FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi, seperti melansir laman UGM, Minggu (27/12/2020).

Memang, kata dia, mutasi ini diduga meningkatkan transmisi antar manusia sampai dengan 70 persen. Namun begitu, mutasi ini belum terbukti lebih berbahaya atau ganas.

"Demikian juga, mutasi ini belum terbukti memengaruhi efektivitas vaksin Covid-19 yang ada," katanya.

Varian baru Covid-19 bisa pengaruhi hasil PCR

Gunadi mengaku, varian mutasi virus ini bisa mempengaruhi hasil tes swab PCR, apabila tes PCR menggunakan gen S. Sebab, varian baru itu terdiri dari multipel mutasi pada protein S.

"Maka diagnosis Covid-19 sebaiknya tidak menggunakan gen S, karena bisa memberikan hasil negatif palsu," jelas dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, peran surveilans genomik (whole genome sequencing) virus Covid-19 menjadi sangat penting dalam rangka identifikasi mutasi baru.

"Pelacakan (tracing) asal virus tersebut dan dilakukan isolasi terhadap pasien dengan mutasi tersebut sehingga penyebaran virus Corona bisa dicegah lebih lanjut," ungkapnya.

Dia mengimbau masyarakat lebih waspada dengan adanya mutasi baru tersebut, namun tidak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan.

Baca juga: GeNose UGM Dapat Izin Edar, Biaya Tes Cuma Rp 15-25 Ribu

"Masyarakat tetap harus menerapkan 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan menghindari kerumunan," pungkasnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com