Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blended Learning", Membangun Ruang Belajar "Zaman Now" Menyenangkan

Kompas.com - 09/07/2020, 11:08 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Metode pembelajaran blended learning menjadi salah satu solusi keterbatasan belajar dari rumah selama pandemi global covid-19.

Blended learning juga digadang-gadang menjadi metode belajar yang akan banyak digunakan memasuki era normal baru pendidikan di tahun ajaran baru mendatang.

Terkait hal ini, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Sinar Mas Land menggelar webinar nasional mengangkat tema "Blended Learning: Menuju Tatanan Baru Pendidikan Indonesia" pada Senin (6/7/2020).

Dalam kesempatan tersebut, pendiri GSM Muh. Nur Riza, mengingatkan blended learning hanyalah salah satu cara dalam dari sekian banyak metode pembelajaran untuk mengantar pendidikan kepada siswa.

Yang penting dan perlu dipahami menurut Rizal adalah tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Baca juga: Menakar Peluang Pembelajaran Daring Efektif Masuki Era New Normal Pendidikan

Pembelajaran adaptif 

"Tujuan pendidikan itu adalah membangun budaya kritis untuk merencanakan dan merancang masa depan," jelas Rizal.

Rizal menyampaikan dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian strategi pendidikan justu jangan menghadirkan kurikulum dan metodologi yang fix atau kaku.

"Strategi pendidikan harus mampu memberi ruang kepada siswa dan guru yang memberikan kemerdekaan dalam merancang masa depan," tegasnya.

Ia melanjutkan, "Flexible learning ini memungkin murid dan guru belajar dengan multi metode, kadang belajar tatap muka, belajar dari rumah, belajar dari alam, belajar dengan industri di lapangan atau bentuk kegiatan belajar mengajar lainnya." 

"Flexible learning ini menjadi ruh tatanan pendidikan di masa depan," yakin Rizal.

Menurutnya, model pembelajaran ke depan, sekolah tidak lagi menjadi tempat belajar pengetahuan. "Pengetahuan dipelajari di rumrah. Di sekolah, siswa belajar mengerjakan tugas atau project. Inilah yang disebut Flipped Learning dan Fleksibel Learning," ujarnya.

Rizal meyakini, "Yang memenangkan masa depan adalah orang yang paling adaptif dengan ketidak pastian. Guru harus dikenalkan pada pendidikan yang adaptof. Jangan malah membuat strategi kurikulum yang fix." 

Oleh karenanya, Merdeka Belajar yang dicanangkan Mendikbud menurut Rizal harus mampu melahirkan orang-orang yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain, dan punya kebebasan merancang masa depan.

"Kalau hal itu belum berjalan dalam proses pembelajaran, merdeka belajar belum terjadi dan masih menjadi slogan," tegas Rizal.

Baca juga: Buku Misteri, Contoh Praktik Baik Pembelajaran dari SDN Indrapura Sumut

Guru pemimpin perubahan

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Sinar Mas Land menggelar webinar nasional mengangkat tema Blended Learning: Menuju Tatanan Baru Pendidikan Indonesia pada Senin (6/7/2020).DOK. GSM Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Sinar Mas Land menggelar webinar nasional mengangkat tema Blended Learning: Menuju Tatanan Baru Pendidikan Indonesia pada Senin (6/7/2020).

Untuk itu, ia mendorong guru menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif. "Siswa tidak akan bisa belajar adaptif jika guru masih terbelenggu dengan sistem dan birokrasi yang ada. Proses jika proses belajarnya menyenangkan," kata Rizal.

lebih jauh Rizal menjelaskan, "menyenangkan" bukan berarti hanya senang-senang. "Proses belajar harus playful sehingga menstimulasi abstraksi dan berpikir kritis sehingga mampu menyelesaikan segala macam persoalan," ujarnya.

Rizal menjelaskan, "menyenangkan berarti memiliki kebermaknaan. Ada koneksi, ada kolaborasi. Dengan berkolaborasi, kita bisa membangun ekosistem pendidikan yang merdeka dan menyenangkan." 

"Ketika guru memiliki kemerdekaan, guru akan menemukan beragam metode yang terhampar luas. Jangan terjebak harus mengikuti metode lama," paparnya.

Ia mendorong agar para guru tidak terjebak pada fungsi dokumentasi dan administarsi.  Peran guru, menurutnya, tidak lagi hanya mentrasfer pengetahuan.

"Peran guru sebagai pemimpin masa depan, pemimpin sejati bagi anak-anak penerus negeri. Ia (guru) harus bisa melihat masa depan. harus mampu menantang diri sendiri menjadi pioner perubahan," tegas Rizal.

Rizal mengingatkan guru harus mampu mempimpin perubahan. "Kalau guru tidak memimpin perubahan, maka ia akan dilindas oleh perubahan itu."

Baca juga: Dirjen Dikti: 70 Persen Mahasiswa dan Dosen Nilai Pembelajaran Daring Lebih Baik

Adaptif lewat blended learning 

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Sinar Mas Land menggelar webinar nasional mengangkat tema Blended Learning: Menuju Tatanan Baru Pendidikan Indonesia pada Senin (6/7/2020).DOK. GSM Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Sinar Mas Land menggelar webinar nasional mengangkat tema Blended Learning: Menuju Tatanan Baru Pendidikan Indonesia pada Senin (6/7/2020).

Hal senada disampaikan, co-founder GSM, Novi Poespita yang melihat hal penting bukan pada konsep blended learning tapi pada flipped learning-nya.

Novi menjelaskan, "prinsip belajar adalah fleksibel dan teknologi membuat kita lebih fleksibel. Blended learning juga memiliki karakter ekspansif memuat lebih banyak. Memperkuat interaksi, tidak boleh menjauhkan interaksi."

"Jangan justru teknologi membuat anak-anak menjadi robot yang hanya diberikan tugas," tegas Novi.

Ia menyampaikan perubahan paradigma siswa menjadi subyek pembelajaran perlu diartikan bukan hanya secara fisik guru tetapi juga sumber belajar. "Saat ini siswa hanya satu sumber belajar, buku cetak yang ditentukan atau LKS," papar Novi.

Baca juga: Mencari Solusi Pembelajaran Ideal di Masa New Normal

Novi menyampaikan pembelajaran "zaman now" dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk; mulai dari tatap muka, virtual, pembelajaran mandiri dan juga pembelajaran kolaboratif.

Faktor interaksi belajar dalam membangun belajar menyenangkan menjadi elemen penting dan tidak boleh dilupakan dalam blended learning.

"Blended learning juga harus dipahami sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung dan pengajaran online tetapi lebih dari itu sebagai elemen dari interaksi sosial," jelas Novi mengingatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com