Oleh: Diannita Ayu Kurniasih | Guru SDN 2 Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah
KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem, kemarin (15/6/2020) mengumumkan bentuk pembelajaran pada tahun ajaran baru di masa pandemi. Pengumuman ini memberi kejelasan pelaksanaan normal baru (new normal) pendidikan.
Kami para guru sudah mulai merancang berbagai bentuk pembelajaran pada normal baru.
Tatap muka pembelajaran dapat dilakukan untuk sekolah yang berada di zona hijau. Kegiatan belajar dari rumah secara daring, luring, atau kombinasinya, tetap dilanjutkan untuk daerah yang dinyatakan masih belum aman dari Covid-19.
Kemendikbud juga telah mengeluarkan panduan belajar yang dapat digunakan guru sebagai acuan dalam menyajikan pembelajaran.
Lalu apa yang perlu dipersiapkan guru, agar bisa memaksimalkan pembelajaran normal baru untuk siswa?
Baca juga: Kemendikbud Segera Keluarkan Panduan New Normal bagi Guru
Sebelum memulai pembelajaran normal baru, guru harus mengadakan kesepakatan dengan orangtua siswa. Kesepakatan ini bisa terkait bentuk pembelajaran yang digunakan: daring, luring, tatap muka untuk di zona hijau, atau kombinasi dengan daring.
Termasuk membahas waktu pembelajaran dan konsistensi kesanggupan orangtua untuk mendampingi anaknya belajar.
Walaupun berada di zona hijau, bila ada orangtua yang tidak setuju anaknya belajar tatap muka di sekolah, maka sebaiknya guru melanjutkan kegiatan belajar dari rumah.
Pada masa belajar di rumah, peran orang tua lebih besar dari pada sebelumnya. Untuk itu sangat penting sebelum tahun ajaran di mulai, guru dan orangtua harus memiliki persepsi dan rencana yang sama dalam melakukan pendidikan untuk anak.
Normal baru bukan sekadar belajar dengan memakai masker.
Lebih dari itu, guru juga harus merencanakan dengan matang pembelajaran yang akan dilakukan. Jika model yang digunakan berbeda, perencanaannya juga berbeda.
Misalnya, dalam rencana pembelajaran yang disusun guru. Jika biasanya dalam satu hari memuat beberapa muatan pelajaran untuk disajikan dalam jangka waktu kurang lebih lima jam tatap muka, maka di masa normal baru rancangannya berbeda.
Guru tidak hanya dituntut untuk memberikan pembelajaran sesuai kurikulum, namun juga memberi pembelajaran bermakna dengan tetap mempertimbangkan berbagai aspek agar tidak membebani siswa dan orangtua siswa.
Persiapan pembelajaran yang harus dipikirkan dengan matang yaitu mengenai materi, pengalaman belajar bermakna yang akan dilatihkan kepada siswa, cara membelajarkan, media komunikasi yang akan digunakan, waktu, sumber belajar, sampai alat penilaian yang akan digunakan.