Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskusi Mendikbud dan Najwa Shihab, Ini Dampak Positif-Negatif Corona di Dunia Pendidikan

Kompas.com - 03/05/2020, 09:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Wabah virus corona atau Covid-19 yang melanda di belahan dunia ini mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Tak terkecuali dalam lingkup terkecil yakni keluarga.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, dampak terkecil dimulai dari keluarga.

"Dampak mikro ialah di dalam keluarga. Karena keluarga itu luar biasa sebagai unit terpenting kita," ujar Nadiem Makarim saat berdiskusi dengan Najwa Shihab dalam tayangan live streaming di kanal Youtube Kemdikbud RI, Sabtu (2/5/2020) malam.

Baca juga: Mendikbud Nadiem dan Najwa Shihab Diskusi di Hardiknas 2020, Ini Isinya

Sedangkan yang kedua, lanjut Nadiem, adalah kemampuan orang untuk bisa beroperasi dari manapun. Serta potensi untuk bekerja menjadi lebih efektif dari manapun juga menjadi pembelajaran.

Dampak ketiga ialah masyarakat semakin sadar begitu pentingnya kesehatan. Tak heran jika sekarang masyarakat mulai kembali menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Ini jadi salah satu dampak positif bagi masyarakat.

Kolaborasi orang tua dan guru

Pada diskusi dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 bertema "Belajar dari Covid-19" tersebut, Nadiem juga menyinggung persoalan pendidikan di masa wabah virus corona.

Mas Menteri, begitu sapaan Nadiem Makarim menjelaskan bahwa pembelajaran daring yang saat ini diterapkan menjadikan orang tua sadar betapa sulitnya mendidik anak.

"Kini, empati orang tua terhadap guru jadi meningkat. Tapi, guru juga menyadari tanpa adanya peran orang tua maka pendidikan itu tidak akan selesai," kata Mas Menteri.

"Krisis ini antara kolaborasi orang tua dan guru. Itulah dimana pembelajaran terjadi," imbuhnya.

Evaluasi pembelajaran daring

Selanjutnya, Najwa Shihab memberikan pertanyaan kepada Mendikbud terkait evaluasi 6 minggu pembelajaran daring.

Nadiem Makarim menjawab:

1. Pembelajaran nomor satu adalah terjadi gap atau ketidakrataan pendidikan di Indonesia. Ada beberapa daerah (daerah tertinggal) yang perlu dibantu.

2. Pembelajaran jadi tidak optimal. Tentu karena wabah ini mengharuskan dilakukan pembelajaran daring. Pembelajaran tatap muka langsung memang jauh lebih efektif. Tetapi kini dikombinasikan dengan pembelajaran daring akan jauh lebih efektif.

"Mau secanggih apapun teknologi, tapi ujung-ujungnya yang melakukan perubahan ialah guru. Kini guru dan orang tua yang melakukan perubahan itu," tegas Nadiem.

Prihatin pada daerah tertinggal

Namun lebih mirisnya, menurut Nadiem Makariam, program Belajar dari Rumah yang berkolaborasi dengan TVRI Nasional belum optimal.

Sebab, selain ada daerah tertinggal yang tidak terjangkau jaringan internet, ada juga daerah yang tidak terjangkau listrik.

Atau ada keluarga yang tidak memiliki TV. "Tidak terbayangkan ketika kita di Jakarta melihat daerah lain belum ada akses listrik," ucap Mendikbud Nadiem.

Baca juga: Pidato Lengkap Hardiknas 2020 Mendikbud Nadiem Makarim

Di akhir diskusi, Nadiem Makarim memberikan pesan bahwa dalam situasi seperti ini, maka semua orang harus melihat ini bukan bencana, tetapi sebagai pembelajaran.

"Kita jangan melihat suatu bencana, tapi akan jauh lebih berguna jika digunakan untuk belajar, belajar sains, kesehatan, pendidikan dan teknologi. Tapi terpenting ialah mengenai diri kita sendiri dan hati nurani," tandas Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com