Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Komentari Film Horor Kiblat, Dosen UM Surabaya: Bisa Picu Kesalahpahaman

KOMPAS.com - Film horor punya penggemar tersendiri di masyarakat Indonesia. Salah satu film horor yang akan tayang "Kiblat" justru mendapatkan berbagai kritik pedas.

Film "Kiblat" yang diproduksi Leo Pictures ini mendapatkan kritikan pedas khususnya mengenai gambar poster film tersebut yang dianggap tidak menggambarkan apa sebenarnya arti Kiblat namun justru memberikan kesan menyeramkan.

Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya (Universitas Muhammadiyah Surabaya) M. Febriyanto Firman Wijaya mengatakan, beberapa alasan mengapa ada kekhawatiran bahwa film-film dengan tema gabungan unsur horor dengan religi dapat menyesatkan umat Islam.

Berikut pendapat dosen UM Surabaya mengenai film horor Kiblat:

Pertama, kesalahpahaman tentang Islam. Film-film horor bergenre Islam sering kali menampilkan gambaran yang tidak akurat tentang Islam dan ajarannya.

Bisa timbulkan kesalahpahaman

Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan misinterpretasi. Terutama bagi penonton yang belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam.

Kedua, eksploitasi simbol Islam. Penggunaan ayat Alquran dan ritual keagamaan dalam film horor dapat dianggap sebagai bentuk eksploitasi.

Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak hormat dan menodai kesucian agama.

Ketiga, memperkuat stereotype negatif. Film-film horor bergenre Islam kerap memperkuat stereotip negatif tentang Islam. Seperti mengasosiasikan Islam dengan kekerasan, takhayul, dan ilmu hitam.

"Hal ini dapat berkontribusi terhadap Islamofobia dan prasangka terhadap umat Islam," terang Riyan seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Senin (25/3/2024).

Riyan menambahkan, alasan keempat mengapa ada kekhawatiran film horor dengan tema Islam bisa memberikan dampak psikologis.

Perlu solusi edukasi

Film horror terutama yang bertema religi, dapat memberikan dampak psikologis yang negatif bagi penontonnya.

Khususnya anak-anak dan remaja. Seseorang akan mengalami mimpi buruk, kecemasan, dan ketakutan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.

Kelima mencari sensasi. Yang dikhawatirkan film-film ini dibuat semata-mata untuk mencari sensasi dan keuntungan komersial, tanpa memperhatikan dampak negatifnya terhadap umat Islam.

Riyan membeberkan beberapa solusi edukasi. Menurutnya, diperlukan pembuatan film-film edukasi yang menjelaskan Islam secara akurat dan komprehensif untuk melawan kesalahpahaman dan misinterpretasi serta tidak hanya untuk mengejar jam tayang.

Selanjutnya, klasifikasi film. Menurut Riyan penting untuk menerapkan klasifikasi film yang ketat untuk memastikan bahwa film-film horor bergenre Islam tidak ditonton oleh anak-anak dan orang yang mudah terpengaruh.

Selain itu, kritik yang konstruktif. Riyan menambahkan, umat Islam perlu memberikan kritik yang konstruktif terhadap film-film horor bergenre Islam agar para pembuat film dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas film mereka.

"Penting bagi orangtua untuk mengedukasi anak-anak mereka tentang Islam dan membimbing mereka dalam memilih film yang tepat untuk ditonton," tutup Riyan.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/03/25/190300471/komentari-film-horor-kiblat-dosen-um-surabaya--bisa-picu-kesalahpahaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke