Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ditjen Kebudayaan Terima Pengembalian Koleksi Bersejarah dari Pemerintah Belanda

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek mewakili Pemerintah Indonesia menerima penyerahan koleksi benda bersejarah dari Pemerintah Belanda yang diwakili Gunay Uslu, Menteri Muda Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda.Dalam kesempatan sama dilaksanakan pula penandatanganan dokumen Pengaturan Teknis (Technical Arrangement) dan Pengakuan Pengalihan Hak dari Kerajaan Belanda ke Republik Indonesia.

Repatriasi koleksi asal Indonesia di Belanda bisa dilakukan berkat kerja sama dan kerja keras kedua komite repatriasi kedua negara.

"Ada beberapa agenda yang dilakukan pemerintah yang diwakili Direktroat Jenderal Kebudayaan selain mewakili pemerintah penyerahan barang koleksi bersejarah dari Belanda, dan juga tanda tangan dokumen," jelas Ketua Tim Repatriasi Koleksi asal Indonesia I Gusti Agung Wesaka Puji.

Disebutkan pula, Tim Repatriasi Koleksi bersama Komite Repatriasi Benda Kolonial Belanda dipimpin Lilian Gonçalvez-Ho Kang You, terus menjalin komunikasi positif dan produktif guna melanjutkan kerjasama dan mendorong ikhtiar pengembalian benda-benda bersejarah dari Belanda ke Indonesia.

“Kita telah memulai upaya repatriasi ini sejak 2 tahun lalu. Benda cagar budaya dari Belanda akan segera diserahterimakan kembali ke Indonesia,” ungkap I Gusti Agung Wesaka Puja.

132 koleksi benda seni

Menurut dia, setelah melalui serangkaian penelitian komprehensif dari para ahli, empat koleksi artefak, yakni 132 koleksi benda seni Bali Pita Maha, Patung Singasari, pusaka kerajaan Lombok dan keris Puputan Klungkung akan dikembalikan ke Indonesia.

"Sebanyak 132 Koleksi benda seni Bali, antara lain karya: lukisan, ukiran kayu, benda-benda perak dan tekstil para maestro seniman yang tergabung di dalam kelompok seni Pita Maha. Paguyuban seniman Bali yang didirikan pada 29 Januari 1936 oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad, Walter Spies dan Rudolf Bone," jelasnya.

Sedangkan, empat patung Singasari yang tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden adalah primadona dari abad ke-13 masehi. Keempat patung tersebut berasal dari candi Singasari yang didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanegara, dinasti terakhir dari kerajaan Singasari.

Dan itu empat arca yang akan kembali ke Indonesia adalah Durga, Mahakala, Nandishvara dan Ganesha.

Ratusan benda yang berasal dari kerajaan Lombok juga turut dikembalikan dalam repatriasi kali ini bersama dengan sebilah keris dari Kerajaan Klungkung, Bali.

Objek dari Puri Cakranegara, Lombok itu sebelumnya tersimpan di Tropenmuseum, sementara keris puputan Klungkung sejak lama menjadi koleksi museum Volkenkunde, Leiden.

Kerja sama kedua negara

Penyerahan koleksi bersejarah juga dihadiri Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas, Ketua Tim Repatriasi Koleksi Asal Indonesia di
Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja, Sekretaris Tim Repatriasi Bonnie Triyana.

Sementara pemerintah Belakda diwakili oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Kementerian Luar Negeri Belanda serta sejumlah wartawan internasional dan para ahli sejarawan dan museum di Belanda.

Hilmar Farid Direktur Kebudayaan Kemendikbudtistek mengatakan, pemindahan koleksi benda bersejarah itu bukan sekedar semata-semata pemindahaan, melainkan ada nilai sejarah dari semua itu.

"Repatriasi benda bersejarah ini bukan sekadar memindahkan barang dari Belanda ke Indonesia, melainkan pula mengungkap pengetahuan sejarah dan asal-usul benda-benda seni bersejarah yang selama ini belum diketahui masyarakat," jelas Hilmar.

Bahkan, lanjut Hilmar, jauh sebelum benda-benda tersebut kembali ke Indonesia kedua komite repatriasi dari Indonesia dan Belanda bekerja sama melakukan serangkaian pertemuan dan diskusi untuk membahas makna dari benda-benda tersebut bagi kedua bangsa baik di masa lalu maupun di masa kini.

"Kerja sama kedua negara dalam bidang repatriasi ini berkembang ke arah yang positif, dengan mengembangkan program-program kerjasama museum dan penelitian yang melibatkan para ahli dari kedua negara dan pengembangan program beasiswa bagi para sarjana yang melakukan penelitian di dalam bidang repatriasi benda kolonial," katanya.

Hilmar menyampaikan, proyek repatriasi benda bersejarah ini adalah momentum penting untuk menumbuhkan saling pemahaman dan kesetaraan di antara kedua bangsa.

"Tentunya menjadi nilai sejarah bangsa ke depan, terutama bagi generasi muda yang akan datang," ujarnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/10/135926071/ditjen-kebudayaan-terima-pengembalian-koleksi-bersejarah-dari-pemerintah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke