Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paralimpiade Tokyo 2020 Membuktikan Hasil Tidak Mengkhianati Usaha

Oleh: Diptraya P. Ratulangi (*)

KOMPAS.com - Kabar menggembirakan kembali datang dari Tokyo, Jepang beberapa waktu yang lalu. Kehebatan Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis seakan divalidasi oleh beberapa medali dari cabang olahraga ini pada perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020.

Menyusul medali emas yang yang diraih Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, medali emas juga didapatkan oleh pasangan ganda putri Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah, dan pasangan ganda campuran Hary Susanto dan Leani Ratri Oktila.

Selain di cabang olahraga bulu tangkis, para atlet nasional Indonesia juga berhasil mendapatkan medali dari cabang olahraga angkat beban, atletik, dan tenis meja.

Apa yang menarik dari pencapaian para atlet paralimpiade ini? Untuk sesaat, hasil yang membanggakan ini seakan membuat kita terlupa bahwa mereka memiliki keterbatasan fisik.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para atlet paralimpiade Indonesia, namun ini merupakan hasil yang luar biasa dan sangat membanggakan.

Bukan hanya untuk rakyat Indonesia saja, yang bangga mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan di Tokyo, namun secara lebih makro lagi, untuk teman-teman disabilitas lain.

Pencapaian para atlet ini dapat menjadi tolok ukur dan sumber inspirasi yang menyatakan bahwa siapapun dapat bermimpi dan mimpi dapat menjadi kenyataan, selama daya upaya dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Jika kita melihat ke dalam kehidupan sehari-hari, umumnya, yang membedakan seorang juara adalah pola pikir mereka. Menjadi yang terbaik tentunya membutuhkan kerja keras dan usaha yang lebih, dan harus secara konsisten terus berlatih.

Mengacu kepada ilmu psikologi, ada beberapa karakteristik khusus yang membedakan seorang juara dengan yang lain. Beberapa diantaranya adalah growth mindset (pola pikir bertumbuh), humility (kerendahan hati), dan grit (kegigihan).

Individu yang memiliki growth mindset percaya bahwa kecerdasan atau kemampuan dapat selalu ditingkatkan. Profesor di bidang psikologi dari Stanford University, Dr. Carol S. Dweck mengatakan bahwa pola pikir dapat mempengaruhi kesuksesan.

Apa yang ditunjukkan atlet Paralimpiade kemarin membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang mereka untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

Berdasarkan data dari Growth Center tahun 2020, sekitar 67 persen mahasiswa di Indonesia memiliki growth mindset.

Ini merupakan indikasi yang baik, karena dengan fakta ini para mahasiswa Indonesia memiliki kecenderungan untuk selalu mengembangkan diri mereka, dan dengan kemajuan teknologi di mana akses terhadap informasi dapat dengan mudah didapatkan dari berbagai sumber serta kesempatan untuk berkembang menjadi terbuka lebar.

Hal ini juga disuarakan oleh Rektor IPB, Prof. Arif Satria, yang mengatakan bahwa growth mindset merupakan modal awal, selain IPK, dalam meraih kesuksesan.

Salah satu trait kepribadian yang mendukung growth mindset adalah humility. Individu yang memiliki intellectual humility atau kerendahan hati intelektual adalah mereka yang secara sadar mengakui bahwa masih banyak orang yang lebih ahli, giat untuk belajar, dan terbuka dengan kritik atau umpan balik yang membangun.

Dapat dibayangkan, langkah menjadi atlet nasional membutuhkan kerja keras yang besar dan tentunya tidak mudah, terlebih untuk atlet Paralimpiade, keinginan untuk selalu belajar dan berkembang tentunya menjadi kunci dari kesuksesan mereka.

Sifat lain yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah kesuksesan adalah grit.

Meminjam definisi dari Angela Duckworth, ada dua tipe grit, yaitu consistency of interest atau ketekunan seseorang dalam mempertahankan minatnya terhadap suatu sasaran dan perseverance atau konsistensi seseorang dalam mempertahankan upayanya untuk mencapai sasaran tersebut tanpa mementingkan adanya pengakuan dari orang lain.

Dengan kata lain, grit merupakan kombinasi dari passion dan kegigihan individu.

Data Growth Center yang dihasilkan dari sekitar 7.000 responden menunjukkan bahwa individu yang memiliki growth mindset cenderung memiliki grit yang lebih tinggi.

Dengan memiliki growth mindset dan grit, individu percaya bahwa mereka dapat mengembangkan diri mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan selama mereka secara konsisten bekerja keras.

Contoh dari cabang olahraga lain, yaitu sepak bola, dua pemain terbaik dunia saat ini, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, merupakan contoh nyata kombinasi growth mindset, humility, dan grit. Berdasarkan literasi-literasi yang beredar di dunia maya, banyak argumen yang mengatakan bahwa Messi dan Ronaldo memiliki jalur hidup yang berbeda.

Messi didiagnosis memiliki growth hormone deficiency di masa kecilnya, dan Ronaldo yang masa kecilnya secara finansial kurang beruntung. Keduanya digadang memiliki etos kerja yang luar biasa dan mereka secara konsisten membuktikan hasil kerja keras mereka di lapangan.

Nyatanya, kedua pemain ini mendominasi penghargaan pemain terbaik dunia selama satu dekade terakhir.

Hasil perpaduan ketiga traits ini juga dapat terlihat dari pencapaian para atlet dan banyaknya jumlah medali yang dihasilkan untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Secara logika, keterbatasan fisik tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet.

Namun, perlu kita sadari bahwa segala tantangan-tantangan dapat mereka lewati di mana hal ini menunjukkan kegigihan mereka dalam menjalani latihan sehari-hari.

Hasil membanggakan di dunia olahraga juga diharapkan dapat mengubah persepsi terhadap teman-teman disabilitas.

Seperti yang dikatakan oleh Department of Economic and Social Affairs, United Nations, bahwa olahraga dapat membantu mengurangi stigma terkait dengan disabilitas karena olahraga dapat mengubah sikap masyarakat tentang penyandang disabilitas dengan menonjolkan keterampilan mereka.

Dari beberapa contoh di atas, terutama Paralimpiade Tokyo 2020, membuktikan bahwa selama kita bekerja keras, memiliki kepercayaan diri bahwa kita dapat menjadi versi terbaik diri kita, dan secara konsisten mengembangkan diri untuk mencapai tujuan, tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa kita capai.

Lantas, bagaimana dengan individu yang tidak memiliki growth mindset? Penelitian mengatakan bahwa pola pikir dapat diubah, tergantung dari seberapa gigih kita dalam mencoba mengubahnya.

Untuk tahu lebih lanjut mengenai pola pikir Anda, silakan akses discovery.kognisi.id dan untuk mengubah pola pikir dari fixed mindset menjadi growth mindset, silakan cari tahu caranya di kognisi.id.

(*) Diptraya P. Ratulangi (Chief of Business Growth Center), HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri mereka | Powered by Kompas Gramedia

https://www.kompas.com/edu/read/2021/09/10/102405471/paralimpiade-tokyo-2020-membuktikan-hasil-tidak-mengkhianati-usaha

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke