KOMPAS.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Melki Sedek Huang menyinggung soal akhir jabatan Presiden Joko Widodo di kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP pada 20 Juni 2023.
Ia mempertanyakan apakah akhir masa jabatan Jokowi akan baik-baik saja atau berdarah-darah. Melki menjadi perbincangan sampai namanya trending di Twitter.
Melki pun tak luput dari obyek sebaran hoaks di media sosial. Berikut rangkuman penelusuran fakta dari informasi keliru buntut pernyataan Ketua BEM UI.
Sebuah video di Facebook memuat klaim bahwa Jokowi membubarkan BEM UI.
Judul yang dipakai tidak sesuai dengan isinya. Narator membacakan artikel media daring soal pendapat warganet terkait pernyataan Melki yang dinilai tengah mencari panggung.
Sementara, video yang digunakan diambil dari YouTube Abraham Samad SPEAK UP.
Setelah dicermati Kompas.com, tidak ada informasi soal pembubaran BEM UI dalam video.
Video berdurasi 10 menit 8 detik di Facebook mengeklaim bahwa Melki Sedek dikeluarkan dari UI.
Sama seperti pola penyebaran hoaks pada umumnya, judul video tidak sesuai dengan isinya.
Kompas.com menemukan narator membacakan artikel tentang mantan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang mengacungkan kartu kuning kepada Jokowi pada tahun 2018.
Klip yang ditampilkan bersumber dari Kompas TV soal tanggapan Jokowi atas pengacungan kartu kuning tersebut.
Jokowi menilai tindakan Zaadit Taqwa adalah ekspresi mahasiswa semata.
Topik soal Melki justru tidak dibahas dalam video dan tidak ada informasi soal dikeluarkannya Ketua BEM UI yang kini menjabat tersebut.
Kasus Melki Sedek sampai dikaitkan dengan serangan para pendukung Jokowi.
Sebuah video di Facebook menyebutkan rumah Meli Sedek dibakar oleh para pendukung Jokowi.
Pada thumbnail tampak foto rumah terbakar.
Faktanya, foto tersebut adalah peristiwa perusakan dan pembakaran ratusan kios di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada 2019 oleh tujuh pemuda.
Narator membacakan artikel yang membahas pendapat warganet atas kasus Melki.
Penelusuran fakta selengkapnya dapat dilihat di sini.
Klaim keliru lainnya kembali ditemukan di Facebook. Sebuah video menyebut Melki Sedek bersujud meminta ampun kepada Jokowi.
Thumbnail video menampilkan seorang pria memakai jas kuning bersujud di hadapan Jokowi.
Faktanya, foto diambil ketika Jokowi menghadiri halalbihalal di Istana Negara, Jakarta pada 5 Juni 2019.
Dalam foto aslinya, tidak terdapat orang yang bersujud di hadapan Jokowi.
Sementara, narator membacakan artikel soal pernyataan Melki yang viral.
Setelah menonton video sampai akhir, Kompas.com tidak menemukan informasi soal Melki Sedek yang meminta maaf ke Jokowi.
Keramaian di media sosial soal pernyataan Ketua BEM UI dikaitkan dengan isu politik.
Melki Sedek diklaim telah bergabung dengan Partai Demokrat dan menjadi calon legislatif partai tersebut.
Thumbnail video menggunakan foto sejumlah mahasiswa membawa bendera Partai Demokrat.
Tampak pula baliho Melki bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Faktanya, foto diambil ketika Aliansi BEM UI menggelar aksi menolak hasil revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2013 menjadi PP nomor 75 Tahun 2021 tentang Statuta UI pada tahun 2021.
Dalam foto aslinya, tidak terdapat bendera Partai Demokrat maupun baliho Melki dan AHY.
Sementara, narator membacakan artikel yang membahas pendapat warganet soal kasus Melki.
Sampai akhir video, tidak ditemukan informasi soal pencalonan Melki Sedek sebagai legislatif dari Partai Demokrat.
Penelusuran selengkapnya dapat dilihat di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.