Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Bahaya Hirup Abu Vulkanik Gunung Semeru, Begini Saran Dokter

Kompas.com - 05/12/2021, 20:19 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Warga korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berpotensi mengalami gangguan kesehatan akibat bencana alam tersebut.

Salah satu yang perlu diwaspadai adalah dampak dari abu vulkanik.

Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan gunung. Ukurannya kecil dan berbentuk debu yang halus.

"Letusan gunung berapi dapat menghasilkan abu vulkanik yang menyembur ke udara dan dapat terhirup oleh seseorang lalu masuk ke dalam parunya," kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR kepada Kompas.com, Minggu (5/12/2021).

Baca juga: Peringatan Potensi Hujan Ringan hingga Lebat di Sekitar Gunung Semeru

Bahaya menghirup abu vulkanik erupsi gunung api

 

Agus menjelaskan, abu vulkanik dampak letusan gunung berapi bisa berbahaya karena sifatnya iritan dan korosif.

 

Di antara efek samping yang ditimbulkan oleh abu vulkanik ialah:

  • menyebabkan iritasi pada kulit, mata, saluran napas atas dan bawah
  • membuat kulit gatal-gatal dan kemerahan.
  • menyebabkan mata perih
  • gangguan penglihatan.

Lalu, apabila debu sangat kecil itu terhirup:

  • paru akan terjadi sesak napas
  • batuk dengan dahak banyak
  • dada terasa sakit.

Kondisi paparan abu vulkanik bisa menjadi tambah berat terutama pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), asma, atau bronkitis kronik.

"Debu dapat terbang jauh dan bebatuan dapat terlempar sampai ribuan kilometer," imbuhnya.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Waspadai Bahaya Abu Vulkanik bagi Paru-paru, Lakukan Hal Ini

Antisipasi bahaya abu vulkanik

Mengingat bahaya abu vulkanik disarankan untuk tinggal di dalam rumah, dokter Agus menghimbau agar masyarakat sekitar menghindari keluar rumah bila tidak mendesak.

Serta menutup rapat pintu dan jendela agar debu dari gunung tidak masuk ke dalam rumah.

Selain itu disarankan untuk mematikan alat yang menghisap udara luar masuk ke dalam rumah, seperti AC alias pendingin ruangan.

Bila terpaksa meninggalkan rumah, disarankan memakai kaca mata pelindung, masker, dan baju lengan panjang.

Hal itu terutama untuk anak-anak, orang dengan kondisi tertentu seperti penyakit paru kronik, penyakit jantung atau disertai kondisi dengan daya tahan tubuh lemah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com