KOMPAS.com - Warga korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berpotensi mengalami gangguan kesehatan akibat bencana alam tersebut.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah dampak dari abu vulkanik.
Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan gunung. Ukurannya kecil dan berbentuk debu yang halus.
"Letusan gunung berapi dapat menghasilkan abu vulkanik yang menyembur ke udara dan dapat terhirup oleh seseorang lalu masuk ke dalam parunya," kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR kepada Kompas.com, Minggu (5/12/2021).
Baca juga: Peringatan Potensi Hujan Ringan hingga Lebat di Sekitar Gunung Semeru
Agus menjelaskan, abu vulkanik dampak letusan gunung berapi bisa berbahaya karena sifatnya iritan dan korosif.
Di antara efek samping yang ditimbulkan oleh abu vulkanik ialah:
Lalu, apabila debu sangat kecil itu terhirup:
Kondisi paparan abu vulkanik bisa menjadi tambah berat terutama pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), asma, atau bronkitis kronik.
"Debu dapat terbang jauh dan bebatuan dapat terlempar sampai ribuan kilometer," imbuhnya.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Waspadai Bahaya Abu Vulkanik bagi Paru-paru, Lakukan Hal Ini
Mengingat bahaya abu vulkanik disarankan untuk tinggal di dalam rumah, dokter Agus menghimbau agar masyarakat sekitar menghindari keluar rumah bila tidak mendesak.
Serta menutup rapat pintu dan jendela agar debu dari gunung tidak masuk ke dalam rumah.
Selain itu disarankan untuk mematikan alat yang menghisap udara luar masuk ke dalam rumah, seperti AC alias pendingin ruangan.
Bila terpaksa meninggalkan rumah, disarankan memakai kaca mata pelindung, masker, dan baju lengan panjang.
Hal itu terutama untuk anak-anak, orang dengan kondisi tertentu seperti penyakit paru kronik, penyakit jantung atau disertai kondisi dengan daya tahan tubuh lemah.