Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Akibat Sambaran Petir Tangki Pertamina Cilacap Terbakar

Kompas.com - 14/11/2021, 22:40 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Insiden kebakaran tangki PT Kilang Pertamina Indonesia di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11/2021) masih dalam penyelidikan penyebabnya.

Namun sejumlah warganet menduga penyebab kebakaran tangki yang berisi produk Pertalite tersebut akibat tersambar petir.

"Kilang minyak pertamina cilacap kebakaran malam ini. Diduga tersambar petir," tulis akun Twitter @sudut_ruanganIX.

"Guys, mohon doanya. kilang minyak Pertamina Deket rumah ku kebakaran kesambar petir," tulis akun twitter @yoonglist_.

Lantas, apakah benar penyebab kebakaran tersebut akibat sambaran petir?

Penjelasan BMKG

Menurut keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (14/11/2021), berdasarkan analisis data dari alat monitoring kelistrikan udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang terdapat di Stasiun Geofisika Banjarnegara, terdeteksi dua peristiwa sambaran petir terdekat dengan kilang minyak RU IV Cilacap yang terbakar.

Baca juga: Soal Kebakaran Tangki Pertamina Cilacap, BMKG Ungkap Adanya Sambaran Petir

Untuk sambaran petir pertama:

Terjadi pada Sabtu (13/11/2021) pukul 18.47 WIB

Koordinat 7.67942574 LS, 109.1110952 BT dengan jarak kurang lebih 12 km sebelah timur laut kilang Minyak RU IV Cilacap (masuk kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap).

Sementara untuk sambaran petir kedua:

Terjadi pada Sabtu (13/11/2021) pukul 19.23.32 WIB

Koordinat 7.437264713 LS, 108.7736507 BT berlokasi di kecamatan Sidareja, dengan jarak kurang lebih 43 km barat laut dari kilang minyak RU IV Cilacap.

Analisis pertumbuhan awan

Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menganalisis mengenai pertumbuhan awan di wilayah Kabupaten Cilacap pada waktu insiden kebakaran atau Sabtu (13/11/2021).

Dari data citra satelit dan radar cuaca diidentifikasi bahwa pada Sabtu (13/11/2021) pukul 17.00-21.00 WIB terdapat pertumbuhan awan konvektif di wilayah Kabupaten Cilacap dengan suhu puncak awan mencapai kisaran -62,5 hingga -75,1 derajat Celsius.

Artinya, adanya pertumbuhan awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus yang memiliki karakteristik meyebabkan terjadinya potensi hujan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai potensi kilat/petir dan angin kencang.

Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap melakukan pengukuran curah hujan, dan dihasilkan bahwa telah terjadi hujan dengan intensitas mencapai 47 mm selama periode pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Peringatan dini cuaca ekstrem Sebelumnya, BMKG wilayah Jawa Tengah telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem (potensi hujan lebat disertai kilat/petir/angin kencang) untuk wilayah Propinsi Jawa Tengah pada 13 November 2021 sebagai berikut:

Baca juga: Cuaca Saat Kebakaran Tangki Kilang Pertamina Cilacap, Terjadi Hujan dan Sambaran Petir

  • Peringatan dini berbasis dampak (IBF) yang dikeluarkan pada 12 November 2021.
  • Prakiraan cuaca Jawa Tengah yang berlaku pukul 07.00-19.00 WIB yang dikeluarkan pada 13 November 2021 yang dikeluarkan jam 07.00 WIB.
  • Prakiraan cuaca 24 jam yang dikeluarkan pada 13 November 2021, pada pukul 07.00 WIB hingga 14 November 2021 jam 07.00 WIB.
  • Prospek cuaca 3-6 jam ke depan yang dikeluarkan pada 13 November 2021 jam 10.00 WIB.
  • Peringatan dini cuaca ekstrem provinsi Jawa Tengah yang dikeluarkan pada 13 November sejak 12.05 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

Peringatan dini cuaca ekstrem disertai kilat/petir yang berlaku pada Sabtu (13/11/2021) telah dikeluarkan oleh BMKG sebanyak 5 kali sejak pukul 12.05 WIB hingga periode akhir peringatan dini pada pukul 22.00 WIB.

(Sumber: Kompas.com Penulis Retia Kartika Dewi | Editor Sari Hardiyanto)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com