KOMPAS.com - Sejumlah media asing menyoroti peristiwa banjir bandang yang melanda Sumatera Barat pada Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024).
Banjir bandang di Sumbar terjadi di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, dan Kota Padang.
Musibah yang disertai dengan tanah longsor ini menyebabkan 50 orang meninggal dunia, 27 hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi.
"Datanya akan berkembang terus,” ujar Kepala BNBP Letjen TNI Suharyanto, dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/5/2024).
Bencana banjir ini dipicu hujan lebat dan meluapnya aliran lahar dingin yang berasal dari Gunung Marapi, Sumatera Barat.
Baca juga: UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang
Berikut sorotan media asing mengenai banjir bandang di Sumatera Barat:
Media timur tengah, Aljazeera menyoroti banjir bandang di Sumatera Barat dengan judul “At least 28 dead, several missing in Indonesia flash floods, cold lava flow” pada Minggu (12/5/2024).
Sesuai judulnya, media berita ini menyoroti banyaknya korban jiwa dari peristiwa tersebut.
“Lahar dingin, juga dikenal sebagai lahar, adalah material vulkanik seperti abu, pasir, dan kerikil yang terbawa menuruni lereng gunung berapi oleh hujan,” tulis Aljazeera.
Aljazeera juga menyoroti Gunung Marapi yang menjadi salah satu gunung berapi paling aktif di Pulau Sumatera.
“Gunung berapi paling aktif di Sumatera dan salah satu dari hampir 130 gunung berapi aktif di kepulauan Indonesia,” tulis Aljazeera.
Media asal Amerika Serikat, NBC News tak luput memberitakan banjir bandang yang menewaskan puluhan orang di Sumatera Barat.
NBC News memberitakan peristiwa tersebut dengan judul “Floods kill 37 in Indonesia's West Sumatra” pada Senin (13/5/2024).
“Hujan deras pada Sabtu malam memicu banjir bandang, tanah longsor, dan aliran lahar dingin campuran abu vulkanik, puing-puing batu, dan air seperti lumpur di tiga kabupaten di provinsi Sumatera Barat," mengutip Abdul Malik, Kepala Basarnas Padang.
Mereka mengatakan, aliran lahar dingin tersebut berasal dari Gunung Marapi, salah satu gunung berapi paling aktif di Sumatera.
Hujan deras di wilayah itu kemudian menyapu material Gunung Marapi, berupa abu dan bebatuan besar.
“Rekaman yang dibagikan BNPB menunjukkan jalan dan persawahan tertutup lumpur,” kata NBC News.
Baca juga: Brasil Dilanda Banjir Terparah dalam Sejarah, 75 Warga Dilaporkan Meninggal