Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moderasi Berpolitik

Kompas.com - 28/04/2024, 16:12 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SEMULA saya kurang paham apa yang disebut sebagai Moderasi Beragama akibat sudah terbiasa dengan ajaran Gus Dur dan Cak Nur tentang agamamu agamamu, agamaku agamaku sebagai sukma dasar toleransi antarumat beragama.

Namun, setelah tabayyun berupaya memelajari apa yang disebut sebagai Moderasi Beragama, akhirnya saya mulai paham bahwa pada hakikatnya Moderasi Beragama mengandung makna tujuan sama indah dengan kearifan agamamu agamamu, agamaku agamaku, yaitu menjalin hubungan positif-konstruktif antarumat beragama dengan saling memahami, saling menghargai dan saling menghormati di dalam bingkai kearifan Bhinneka Tunggal Ika serta sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di dalam Moderasi Beragama secara jelas terkandung kearifan yang lebih mengutamakan kasih-sayang jauh di atas dan di depan kebencian.

Angkara murka kebencian sudah terbukti secara tak terbantahkan lebih banyak menghadirkan mudarat ketimbang manfaat bagi umat manusia.

Mengingat fakta juga membuktikan bahwa suasana sengkarut kemelut mudarat kebencian juga hadir di panggung politik Indonesia masa kini, maka alangkah indahnya apabila pemerintah berkenan memprakarasai gerakan Moderasi Berpolitik.

Misi sekaligus visi gerakan Moderasi Berpolitik pada hakikatnya sederhana saja, meski mungkin memang cukup sulit diejawantahkan, yaitu seluruh rakyat Indonesia terutama para politisi berkenan bersatu padu dalam semangat menghentikan umbaran angkara murka kebencian yang terejawantahkan pada sepak-terjang saling menghujat, saling menjegal, saling bongkar aib, bahkan saling memfitnah.

Angkara murka yang terbukti makin merajalela pada masa pemilihan presiden 2024 yang memuncak sampai ke Mahkamah Konstitusi sehingga justru rakyat ramai-ramai menghakimi para hakim yang dianggap tidak selaras idealism pemilu jurdil, yaitu jujur dan adil.

Insya Allah, seluruh rakyat Indonesia terutama para politisi yang saling beda kubu politik berkenan lebih ketat menunaikan Jihad Al-Nafs demi mengendalikan hawa nafsu diri sendiri masing-masing sebagai ikhtiar memoderasi semangat berpolitik masing-masing mewujudkan kearifan warisan Ki Hajar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani di samping kearifan Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono.

Perilaku politik yang berlumuran syahwat dahaga kekuasaan jika dilakukan secara berlebihan rawan menjadi tidak baik.

Bayangkan betapa indah suasana kehidupan di Tanah Air Udara tercinta kita ini apabila setiap insan warga Indonesia berkenan berjuang menjauhkan diri dari saling membenci sehingga mampu dan mau saling menghormati dan saling menghargai demi bersama hidup sejahtera dan damai di negeri gemah ripah loh jinawi tata tenteram kerta raharja. Selamat menunaikan Moderasi Berpolitik! MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com