Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Bayi yang Baru Lahir Dipijat? Ini Penjelasan Dokter dan IDAI

Kompas.com - 23/04/2024, 21:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pijat bayi atau baby massage menjadi salah satu tren sekaligus tradisi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia.

Biasanya, beberapa orang akan memijat bayi mulai setelah bayi lahir hingga usianya menginjak beberapa bulan, bahkan sampai anak balita.

Ada orangtua yang memilih memijat sendiri bayinya, pergi ke klinik khusus bayi dan anak, atau ke dukun bayi.

Namun perlu diketahui, praktik pijat bayi yang tidak sesuai prosedur medis yang tepat bisa membahayakan keselamatan bayi. 

Lantas, sebenarnya amankah memijat bayi, termasuk bayi yang baru lahir?

Baca juga: Bolehkah Memberi Obat Sirup Parasetamol pada Anak? Ini Kata Dokter dan IDAI

Apakah pijat bayi aman?

Dokter spesialis anak dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Fitri Hartanto menjelaskan, pijat bayi sebenarnya aman apabila dilakukan secara tepat. 

Menurut dokter yang akrab disapa Fitri ini, simulasi pijat pada bayi yang tidak tepat bisa menyebabkan pendarahan saluran cerna, perdarahan intrakranial, fraktur atau patah tulang.

"Kami cermati stimulasi pijat pada bayi berangkat dari laporan kejadian pasca-pijat ada bayi masuk IGD dengan pendarahan dan lainnya. Ini menyebabkan angka kesakitan dan meninggal bayi bertambah," jelas dia, saat mengisi seminar Stimulasi Pijat Bayi, Amankah?, Selasa (5/3/2024).

Meskipun ada sejumlah risiko kesehatan pijat bayi apabila dilakukan tidak sesuai prosedur medis, tapi dokter yang menjabat selaku Ketua IDAI Jawa Tengah ini memastikan ada beberapa manfaat kesehatan pijat bayi apabila dilakukan dengan tepat. 

"Kami kemudian mencoba melihat kejadian-kejadian tersebut apakah berkaitan dengan cara yang salah dalam melakukan pemijatan. Berdasarkan kajian dan literatur, stimulasi atau pijat bayi ternyata menguntungkan," kata dia.

Menurut IDAI, pijat bayi yang tepat bisa dilakukan dengan cara memegang, menggerakkan, atau memberikan sedikit penekanan pada bagian tubuh yang aman dipijat.

Proses pijat yang jadi bagian stimulasi tumbuh kembang ini dilakukan dengan cara yang menyenangkan, termasuk dengan musik, diajak mengobrol, atau dengan stimulasi visual, sembari melihat respons bayi. 

Senada dengan Fitri, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Aisya Fikritama mengatakan, pijat bayi bisa berbahaya atau tidak, tergantung pada teknik memijatnya.

"Ada beberapa aturan yang harus diketahui orang tua saat akan memijat bayinya, termasuk bagian-bagian tubuh bayi yang sebaiknya tidak dipijat," jelas Aisya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/4/2024).

Baca juga: Ramai soal Anak 4 Tahun Bertunangan di Madura, Ini Penjelasan Guru Besar Universitas Trunojoyo


Bagian tubuh bayi yang tidak boleh dipijat

Dokter Aisya menjelaskan, ada beberapa bagian tubuh bayi yang tidak boleh dipijat, antara lain:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com