Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Kompas.com - 28/03/2024, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tujuh kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, Rabu (27/3/2024) pagi.

Kecelakaan ini terjadi disebabkan pengendara truk engkel atau light truck pengangkut meubel yang melaju ugal-ugalan.

Hal tersebut diungkapkan Senior General Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Widiyatmiko Nursejati.

"Kendaraan datang dari arah Jatiwaringin dan berkendara secara tidak teratur mendekati Gerbang Tol Halim Utama. Sehingga menabrak kendaraan di depannya," katanya, diberitakan Kompas.com (27/3/2024).

Jasamarga mencatat, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, sopir truk dan tiga orang lain mengalami luka ringan dan dilarikan ke Rumah Sakit Polri.

"Imbas dari kecelakaan tersebut, tiga gardu Tol Halim Utama ditutup sementara dan mengoptimalkan kapasitas gardu yang dapat beroperasi," jelas Widiyatmiko.

Lalu, apa penyebab dan bagaimana cara menghindari kecelakaan beruntun seperti yang terjadi di Gerbang Tol Halim Utama? Simak penjelasannya lewat artikel berikut.

Baca juga: Penyebab Tabrakan Beruntun di GT Halim, Bermula dari Truk Ugal-ugalan


Penyebab kecelakaan beruntun

Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menyatakan, kecelakaan beruntun dapat terjadi jika pengemudinya tidak memiliki kecakapan cukup dalam mengendarai kendaraan.

"Tabrakan beruntun itu lebih banyak faktor human error, (tidak ada) keterampilan, kecakapan, ketenangan, kelapangan. Dipengaruhi juga karena kelelahan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/3/2024).

Yayat mengungkapkan, kecelakaan beruntun akibat human error akan berpotensi terjadi selama mudik Lebaran.

Hal ini, jelasnya, karena jalan semasa mudik Lebaran akan lebih ramai dipadati banyak kendaraan. Selain itu, pengemudi berpotensi tinggi mengalami kelelahan.

Di sisi lain, Yayat menyatakan kecelakaan beruntun juga dapat dialami akibat kondisi kendaraan kurang baik. Contohnya, rem blong akibat kendaraan tua dan kurang terawat. 

"Baru faktor lain, faktor nonteknis, berupa kemiringan jalan, tidak memiliki tingkat pengetahuan ruang (dari pengemudi) yang kurang memadai," lanjut dia.

Adapun faktor nonteknis lainnya yang menimbulkan kecelakaan beruntun adalah emosi tinggi pengemudi, kelelahan, ingin cepat sampai, dan tidak tekun.

Baca juga: 3 Jenis Kecelakaan yang Ditanggung dan Tidak Ditanggung BPJS Ketenagakerjaan pada 2024

Cara mencegah tabrakan beruntun

Kondisi setelah kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Rabu (27/3/2024). Polda Metro Jaya Kondisi setelah kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Rabu (27/3/2024).
Lebih lanjut, Yayat mengungkapkan, pengemudi sering kali mengabaikan kondisi kendaraan demi mengejar pemasukan uang lebih banyak.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com