KOMPAS.com - Jepang menarik beberapa produk suplemen penurun kolesterol dari Kobayashi Pharmaceutical usai diduga menjadi penyebab dua orang meninggal dunia.
Selain korban meninggal dunia, setidaknya ada 106 warga lainnya dilarikan ke rumah sakit akibat konsumsi suplemen itu.
Dikutip dari The Japan News, suplemen penurun kolesterol dari perusahaan yang berbasis di Osaka itu mengandung bahan benikoji, sejenis jamur atau beras ragi berwarna merah.
Kasus kematian pertama dilaporkan terjadi pada Februari 2024 dan disusul satu kasus lainnya pada pertengahan Maret 2024.
Jenis kelamin dan usia korban tidak diungkapkan lebih lanjut, tetapi dokter mencatat bahwa keduanya mengalami kerusakan ginjal.
Baca juga: BPOM Umumkan 12 Sirup yang Aman Digunakan per 22 Maret 2024, Ini Daftarnya
Ada tiga produk suplemen penurun kolesterol yang diduga mengandung zat berbahaya dan dilakukan penarikan.
Ketiga produk tersebut adalah Benikoji CholesteHelp, Naishi-help plus cholesterol, dan Natto-kinase sarasara-tsubu gold.
Hal tersebut merupakan tindakan administratif pertama yang diambil terkait masalah ragi merah.
Pemerintah Osaka juga mewajibkan Kobayashi Pharmaceutical untuk membuang produk-produk itu setelah perintah penarikan.
Baca juga: 8 Suplemen yang Bisa Menjadi Racun jika Dikonsumsi Terlalu Banyak
Dilansir dari AlJazeera, Kobayashi Pharmaceutical sedang menyelidiki dugaan adanya hubungan antara produk tersebut dan efek buruk pada ginjal.
Penelitian medis menggambarkan beras ragi merah sebagai alternatif statin untuk menurunkan kolesterol tinggi.
Namun, mereka juga memperingatkan adanya risiko kerusakan organ, tergantung pada susunan kimianya.
Pejabat Kementerian Kesehatan Jepang memperingatkan adanya lebih banyak korban dan meminta semua orang untuk menghindari benikoji.
Baca juga: BPOM Cabut Izin Edar 4 Kosmetik karena Langgar Aturan Iklan, Ini Rinciannya
Pihak Kobayashi Pharmaceutical menyampaikan permohonan maaf terkait produk-produk mereka yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Selain itu, mereka juga meminta masyarakat untuk tidak menggunakan produk itu kembali.
“Tolong berhenti menggunakan produk kami dan mohon jangan menggunakannya di masa depan,” kata mereka.
Menteri Kesehatan Keizo Takemi mengatakan, pemerintah telah menginstruksikan Kobayashi Pharmaceutical untuk segera memberikan informasi lebih lanjut terkait produk itu.
Kementerian juga telah menginstruksikan otoritas lokal di seluruh Jepang untuk mengumpulkan informasi dampak kesehatannya.
Baca juga: Penjelasan Bea Cukai dan BPOM soal Pemusnahan 1 Ton Milk Bun Asal Thailand
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.