Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Kompas.com - 28/03/2024, 17:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang menarik beberapa produk suplemen penurun kolesterol dari Kobayashi Pharmaceutical usai diduga menjadi penyebab dua orang meninggal dunia.

Selain korban meninggal dunia, setidaknya ada 106 warga lainnya dilarikan ke rumah sakit akibat konsumsi suplemen itu.

Dikutip dari The Japan News, suplemen penurun kolesterol dari perusahaan yang berbasis di Osaka itu mengandung bahan benikoji, sejenis jamur atau beras ragi berwarna merah.

Kasus kematian pertama dilaporkan terjadi pada Februari 2024 dan disusul satu kasus lainnya pada pertengahan Maret 2024.

Jenis kelamin dan usia korban tidak diungkapkan lebih lanjut, tetapi dokter mencatat bahwa keduanya mengalami kerusakan ginjal.

Baca juga: BPOM Umumkan 12 Sirup yang Aman Digunakan per 22 Maret 2024, Ini Daftarnya

Ada 3 produk suplemen yang ditarik

Ada tiga produk suplemen penurun kolesterol yang diduga mengandung zat berbahaya dan dilakukan penarikan.

Ketiga produk tersebut adalah Benikoji CholesteHelp, Naishi-help plus cholesterol, dan Natto-kinase sarasara-tsubu gold.

Hal tersebut merupakan tindakan administratif pertama yang diambil terkait masalah ragi merah.

Pemerintah Osaka juga mewajibkan Kobayashi Pharmaceutical untuk membuang produk-produk itu setelah perintah penarikan.

Baca juga: 8 Suplemen yang Bisa Menjadi Racun jika Dikonsumsi Terlalu Banyak

Dilansir dari AlJazeera, Kobayashi Pharmaceutical sedang menyelidiki dugaan adanya hubungan antara produk tersebut dan efek buruk pada ginjal.

Penelitian medis menggambarkan beras ragi merah sebagai alternatif statin untuk menurunkan kolesterol tinggi.

Namun, mereka juga memperingatkan adanya risiko kerusakan organ, tergantung pada susunan kimianya.

Pejabat Kementerian Kesehatan Jepang memperingatkan adanya lebih banyak korban dan meminta semua orang untuk menghindari benikoji.

Baca juga: BPOM Cabut Izin Edar 4 Kosmetik karena Langgar Aturan Iklan, Ini Rinciannya

Pernyataan perusahaan

Pihak Kobayashi Pharmaceutical menyampaikan permohonan maaf terkait produk-produk mereka yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Selain itu, mereka juga meminta masyarakat untuk tidak menggunakan produk itu kembali.

“Tolong berhenti menggunakan produk kami dan mohon jangan menggunakannya di masa depan,” kata mereka.

Menteri Kesehatan Keizo Takemi mengatakan, pemerintah telah menginstruksikan Kobayashi Pharmaceutical untuk segera memberikan informasi lebih lanjut terkait produk itu.

Kementerian juga telah menginstruksikan otoritas lokal di seluruh Jepang untuk mengumpulkan informasi dampak kesehatannya.

Baca juga: Penjelasan Bea Cukai dan BPOM soal Pemusnahan 1 Ton Milk Bun Asal Thailand

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com