KOMPAS.com - Unggahan warganet yang menyinggung imbauan untuk menjauhi perairan dan pantai, ramai di media sosial.
Unggahan tersebut dimuat di akun media sosial X (Twitter) ini pada Selasa (19/3/2024).
"Temen2 di jawa dan bali, sudah ada himbauan untuk menjauhi perairan dan pantai sementara inikah?" tulis pengunggah.
Merespons unggahan itu, beberapa warganet mengaku bahwa pantai di daerahnya sudah mulai ditutup.
Hingga Kamis (21/3/2024), unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 2,6 juta kali dan mendapatkan lebih dari 390 komentar dari warganet.
Lantas, apakah BMKG telah mengeluarkan imbauan untuk masyarakat pesisir pantai?
Baca juga: Demak-Kudus Dilanda Banjir Besar, Benarkah Selat Muria Bisa Muncul Kembali?
Terkait unggahan tersebut, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, pihaknya tidak mengeluarkan imbauan untuk masyarakat menjauhi perairan, tetapi mengeluarkan peringatan adanya ketinggian air laut.
Menurutnya, kondisi ini berkaitan dengan banjir pesisir atau banjir rob yang berpotensi terjadi di beberapa pesisir pantai Indonesia.
"Menyarankan cek lingkungan untuk upaya adaptasi dan mitigasi terhadap potensi rob (pesisir) di lingkungannya," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2024).
Banjir pesisir tersebut dipicu karena adanya fenomena fase Bulan Purnama pada Senin (25/3/2024).
Kondisi ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Eko menyampaikan, potensi banjir rob dapat berbeda waktu (hari dan jam) di masing-masing wilayah.
Secara umum, banjir rob dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, aktivitas tambak garam, dan aktivitas perikanan darat.
Baca juga: Update Kondisi Banjir Pantura, 7 Daerah di Jateng Masih Terendam
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, seperti:
Baca juga: Muncul Fenomena Equinox pada 21 Maret, Apa Dampaknya bagi Indonesia?