Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliarder Australia Ingin Hidupkan Titanic, Dibuat Semirip Mungkin Tanpa Akhir Tragis

Kompas.com - 15/03/2024, 09:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama lebih dari 10 tahun, seorang miliarder asal Australia, Clive Palmer telah menjadi motor penggerak di balik rencana pembangunan Titanic II.

Titanic II adalah sebuah replika kapal Titanic yang tenggelam pada tahun 1912. Kapal legendaris itu menampung lebih dari 2.200 orang di dalamnya, dan hanya sekitar 700 orang yang selamat.

Tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada 1912 itu sekaligus menciptakan sejarah sebagai pelayaran paling dahsyat di dunia.

Tak hanya itu, tragedi itu juga menjadi pemantik ide bagi seorang miliarder yang memiliki ketertarikan pada pelayaran.

Baca juga: Bangkai Kapal Titanic of The Alps Muncul dan Akan Diangkat ke Permukaan Setelah Tenggelam 90 Tahun

Proyek Titanic II pertama kali direncanakan pada 2012

Palmer pertama kali meluncurkan rencana pembuatan Titanic II pada 2012 dan 2018, namun saat itu tidak berhasil.

Enam tahun kemudian, pada 2024, dia berencana meluncurkan kembali proyek tersebut.

Hal itu disampaikannya dalam sebuah konferensi pers di Sydney Opera House dengan latar belakang pelabuhan yang terkenal di kota tersebut, Rabu (13/3/2024).

"Jauh lebih menyenangkan mengerjakan Titanic daripada duduk di rumah dan menghitung uang saya," kata Palmer, dilansir dari CNN, Rabu (13/3/2024).

Bagi Palmer, pertanyaannya bukanlah bagaimana caranya mendapatkan uang, tapi kemana harus membelanjakannya.

Saat pertama kali mengutarakan mimpinya untuk membangun kembali Titanic dalam versi yang lebih besar lebih dari satu dekade yang lalu, pandangan umum yang berkembang adalah dia cukup kaya dan eksentrik untuk melakukannya.

Namun, pandemi Covid-19 menghadang dan proyek bernilai jutaan dollar itu ditunda lantaran pelabuhan ditutup.

Selain itu, para penumpang juga menilai adanya risiko mereka akan dikarantina di laut karena pandemi.

Baca juga: Kertas Menu Makan Malam Titanic 3 Hari Sebelum Tenggelam Terjual Rp 1,6 Miliar, Apa Isinya?

Kendala yang dihadapi Palmer

Tak hanya itu, ketua perusahaan Blue Star Line yang berada di balik proyek Titanic itu juga memiliki masalah lain dalam agendanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah menggugat pemerintah negara bagian Australia Barat atas keputusannya  menutup perbatasan selama pandemi.

Kekalahan lain di Pengadilan Tinggi terjadi ketika ia menuntut ganti rugi miliaran dollar dari pemerintah negara bagian yang sama atas keputusannya untuk memblokir aksesnya ke kompensasi atas proyek bijih besi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com