Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Purbalingga Tersambar Petir padahal di Dalam Rumah, Ini Tips Menggunakan HP Saat Hujan

Kompas.com - 09/03/2024, 19:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang remaja berinisial RNH (14) meninggal dunia usai tersambar petir saat menggunakan handphone (HP) di dalam rumahnya di Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (6/3/2024).

Saat ditemukan oleh ibunya, korban sudah sudah dalam keadaan tak bergerak dengan posisi ponsel miliknya yang berada di atas kepala.

"Korban kemudian dibawa ke rumah sakit. Saat diperiksa, korban sudah meninggal dunia," ujar Kapolsek AKP Mubarok, dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/3/2024).

Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya luka lecet di leher korban kurang lebih 10 sentimeter, serta luka lebam di kaki dan tangan. 

Luka tersebut diduga akibat terkena aliran listrik saat korban tersambar petir.

"Dari hasil pemeriksaan dokter, penyebab korban meninggal dunia diduga akibat tersambar petir. Tidak ditemukan tanda kekerasan," ungkap Kapolsek.

Polisi yang melakukan pemeriksaan di rumah korban tidak menemukan kerusakan bangunan. Hanya saja, stop kontak di rumah korban sempat menyetrum saat hendak digunakan.

Baca juga: Remaja di Purbalingga Meninggal Tersambar Petir Saat Main HP di Dalam Rumah, Ini Kata Pakar

Penjelasan pakar

Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Abdul Syakur menjelaskan terkait kemungkinan remaja di Purbalingga yang tersambar petir lantaran menggunakan ponselnya.

Abdul menjelaskan, sambaran petir terjadi ketika muatan listrik statis awan menuju ke titik konduktif di Bumi. Biasanya, petir akan dibarengi dengan cahaya yang cepat atau dikenal sebagai kilat.

Di mana, kilat tersebut merupakan muatan listrik yang bergerak dengan sangat cepat yang kecepatannya setara dengan kecepatan cahaya 300 juta meter/detik di udara.

"Kemudian, ada dua jenis sambaran petir, yakni sambaran petir langsung dan tak langsung (induksi). Dan dalam kasus remaja di Purbalingga itu kemungkinan karena terkena sambaran petir tak langsung," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Ia menjelaskan, sambaran petir langsung biasanya terjadi pada benda yang menjulang tinggi, seperti pohon atau gedung bertingkat. Sambaran terjadi karena benda tersebut berada paling dekat dengan awan.

Abdul memberikan contoh, misalnya seseorang yang berada di tempat tinggi dan terbuka yang saat itu sedang ada petir dan kilat, maka seseorang itu kemungkinan bisa terkena sambaran petir langsung.

"Lalu jenis sambaran petir kedua adalah sambaran petir tak langsung (induksi), yaitu sambaran petir yang terjadi jauh di langit, tapi induksinya terasa sampai di tempat lain," ucap dia.

"Dalam kasus remaja meninggal karena sambaran petir padahal di dalam rumah, tentu ini terkena sambaran petir tak langsung. Karena kalau terkena sambaran petir langsung, tentu rumah dan perabotannya akan berantakan," sambungnya.

Baca juga: Warganet Sebut Beberapa Wilayah Sering Dilanda Petir, Ini Kata BMKG

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com