Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Kemenhub soal Pilot dan Kopilot Batik Air yang Tertidur Saat Penerbangan Kendari-Jakarta

Kompas.com - 09/03/2024, 14:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan akan melakukan invesitasi terkait kasus pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur selama penerbangan Kendar-Jakarta pada 25 Januari 2024.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Hubud) M Kristi Endah Murni menegaskan, pihak maskapai semestinya memperhatikan waktu dan kualitas istirat pilot dan awak pesawat lainnya.

Pasalnya, hal ini akan memengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.

"Kami akan melakukan investigasi dan review terhadap Night Flight Operation di Indonesia terkait dengan Fatigue Risk Management untuk Batik Air dan juga seluruh operator penerbangan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (9/3/2024).

Baca juga: Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur dalam Penerbangan Kendari-Jakarta, Pesawat Sempat Keluar Jalur

Ia menuturkan, seluruh kru yang terlibat dalam penerbangan itu juga sedang menjalani pemeriksaan.

Pihaknya juga akan mengirimkan inspektur penerbangan yang menangani Resolusi of Safety Issue (RSI) untuk menemukan akar permasaahan dan merekomendasikan tindakan mitigasi terkait kasus ini.

"Kami tegaskan bahwa sanksi akan diberlakukan sesuai dengan hasil investigasi yang ditemukan oleh tim investigator," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, pilot dan kopilot Batik Air dilaporkan tertidur saat menerbangkan pesawat dari Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/1/2024).

Peristiwa tersebut diketahui dari preliminary report atau laporan pendahuluan yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dalam penerbangan dari Kendari menuju Jakarta, pilot meminta izin kepada kopilot untuk tidur sejenak.

Baca juga: Media Asing Soroti Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur dalam Penerbangan Kendari-Jakarta

Namun, kopilot yang sedang mengambil alih tugas pilot itu justru tertidur setelah berkomunikasi dengan area control center (ACC) Jakarta.

Setelah 12 menit transmisi terakhir yang tercatat dari kopilot, ACC Jakarta menanyakan kepada BTK6723 terkait durasi pesawat harus terbang pada pos saat itu atau pada 250 derajat.

Namun, tidak ada jawaban dari kopilot. ACC Jakarta lalu menelepon BTK6723 dan tidak ada respons dari pilot.

Beberapa upaya untuk menghubungi BTK6723 telah dilakukan ACC Jakarta, termasuk meminta pilot lain untuk menghubungi BTK6723.

Lagi-lagi, tidak ada satu pun panggilan yang ditanggapi.

Sekitar 28 menit setelah transmisi terakhir yang tercatat dari kopilot, pilot terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar.

Beruntung, pesawat dapat mendarat dengan lancar dan tak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Baca juga: Gitar Soegi Bornean Senilai Rp 34,5 Juta Rusak Saat Naik Batik Air, Ini Kata Maskapai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com