Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Buktikan Lagu Ini Mampu Kurangi Tingkat Kecemasan hingga 65 Persen

Kompas.com - 05/03/2024, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan kecemasan atau anxiety bisa menyerang semua orang.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), seseorang yang mengalami gangguan kecemasan ditandai dengan perasaan cemas berlebihan yang sulit dikendalikan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan tanpa alasan jelas.

Gangguan kecemasan dapat terjadi akibat keturunan, ketidakseimbangan kimia di otak, stres, perubahan hormon, serta kondisi medis tertentu.

Orang yang mengalami gangguan kecemasan dapat mengatasinya dengan menjalani terapi atau pengobatan. 

Salah satu terapi atau cara untuk menurunkan tingkat kecemasan adalah mendengarkan lagu-lagu tertentu.

Hal ini juga diungkapkan oleh sebuah studi yang menemukan sebuah lagi terbukti mampu menurunkan tingkat kecemasan.

Baca juga: Mengenal Gangguan Kecemasan dan Cara Sederhana Mengatasinya


Lagu penurun kecemasan

Sebuah penelitian yang dilakukan ahli saraf dari Inggris mengungkapkan, terdapat sebuah lagu yang dapat didengarkan untuk menurunkan tingkat kecemasan.

Dalam penelitian itu, lagu Weightless dari band Marconi Union teruji dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan hingga 65 persen.

Karenanya, lagu ini kerap dijuluki sebagai “lagu paling menenangkan di dunia”.

Grup musik Marconi Union bekerja sama dengan terapis suara dari British Academy of Sound Therapy untuk menciptakan lagu Weightless.

Dilansir dari Psychiatrist, lagu Weightless dibuat dengan menggabungkan suara piano, gitar, dan lonceng dengan nyanyian, sehingga menciptakan melodi yang halus.

Baca juga: Efek Polusi Udara bagi Kesehatan Mental Remaja, Picu Cemas Berlebih dan Mudah Emosi

Untuk menyelaraskan gelombang otak dengan frekuensi lagu, digunakan teknik bernama "entertainment".

Lagu Weightless memiliki kecepatan awal 60 detak per menit (BPM) yang sesuai dengan rata-rata detak jantung istirahat orang dewasa.

Kecepatan lagu tersebut lantas berkurang menjadi 50 BPM untuk memandu detak jantung pendengar menuju kondisi detak jantung yang lebih lambat dan tenang.

Lagu ini juga memasukkan aspek lingkungan berupa suara alam seperti tetesan air dan kicauan burung. Tujuannya untuk memicu respon biofilik atau ketertarikan bawaan manusia terhadap makhluk hidup dan rasa menyatu dengan alam.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com