Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Love Bombing Termasuk Pelecehan Emosional? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 30/01/2024, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan soal love bombing oleh akun @tanyarlfes ramai diperbincangkan di media sosial X, pada Selasa (30/1/2024).

Lewat unggahan tersebut, pengunggah mempertanyakan, apakah love bombing termasuk salah satu bentuk pelecehan emosional atau psikologis yang terjadi dalam hubungan.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan psikolog klinis dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani lewat artikel berikut.

Baca juga: Psikolog Ungkap 5 Kategori Swafoto, Apa Maknanya?

Benarkah love bombing termasuk pelecehan emosional?

Ratna Yunita Setiyani menjelaskan, love bombing adalah salah satu tindakan emosional berlebihan yang diberikan kepada orang lain dan bersifat manipulatif.

"Love bombing adalah love, itu cinta. Dan bomb adalah sesuatu yang tiba-tiba meledak, tetapi bukan suatu yang meledak dalam cinta. Melainkan ada sesuatu yang tiba-tiba muncul dan tidak bisa dikontrol," jelas Ratna kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Menurut Ratna, bentuk love bombing bisa berupa memuji orang lain secara berlebihan dan memberikan tindakan romantis secara terus-menerus.

Baca juga: Benarkah Masalah Kesehatan Mental Ayah Bisa Menurun ke Anak? Ini Penjelasan Psikolog

"Perilaku-perilaku tersebut dilakukan dengan maksud ingin mengambil hati sang pasangan, tetapi dengan tujuan manipulasi," kata dia.

Lebih lanjut Ratna menyampaikan, pelaku love bombing atau disebut love bomber akan melakukan berbagai macam cara agar bisa mendapat mendapat perhatian lebih dari targetnya.

Dengan memberikan pujian dan tindakan romantis berlebihan kepada pasangannya, love bomber berpikir bahwa targetnya akan terus memperhatikan mereka.

"Ketika keinginan mereka tidak terpenuhi, love bomber tidak segan-segan akan mengancam pasangannya," ujar Ratna.

Selain mengancam, pelaku love bombing juga bisa menerapkan mekanisme pertahanan diri mereka dengan cara memaki.

Tidak hanya itu, bahasa tubuh juga menjadi salah satu cara pelaku love bombing mengisyaratkan ketidaksukaan mereka terhadap apa yang dilakukan oleh pasangannya.

Adapun bahasa tubuh yang dilakukan seperti memberikan tatapan sinis atau menggerakkan tangan mengisyaratkan hal tertentu yang memiliki arti negatif, seperti mengepalkan tangan.

"Jika kasusnya seperti ini, maka love bombing bisa dikategorikan sebagai pelecehan psikologis karena menimbulkan ketidaknyamanan dan tidak adanya rasa aman bagi orang lain atau pasangannya," kata Ratna.

Baca juga: Mengapa Orang yang Berutang Justru Merasa Menjadi Korban Saat Ditagih? Ini Kata Psikolog

Tanda-tanda love bombing termasuk pelecehan emosional

Menurut Ratna, ada dua tahapan yang menjadi tanda utama yang perlu diwaspadai ketika love bombing mulai mengarah ke pelecehan psikologi, yaitu:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com