Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ganjar dan PDI-P jika Isu Wadas Dibahas dalam Debat Keempat Pilpres 2024

Kompas.com - 15/01/2024, 13:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Debat keempat capres-cawapres untuk Pilpres 2024 akan digelar pada 21 Januari 2024.

Sejumlah tema yang diangkat pada debat keempat tersebut seperti energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.

Salah satu isu yang digadang-gadang akan dibahas dalam debat keempat tersebut yaitu persoalan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Konflik ini terjadi karena adanya penolakan warga terkait rencana pembukaan pertambangan batuan andesit di Desa Wadas tersebut.

Baca juga: Beda Tanggapan Jokowi, Maruf Amin, dan KPU soal Debat Pilpres Ketiga 2024

Diketahui, batuan andesit akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Bener yang berguna sebagai pemasok sebagian besar air ke Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, DIY.

Bandara Internasional Yogyakarta tersebut merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Lebih lanjut, konflik Wadas yang sudah terjadi sejak 2019 hingga saat ini berkaitan dengan tema besar lingkungan hidup dan agraria.

Pada rentang waktu itu, capres nomor urut 3 yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Lantas, bagaimana tanggapan Ganjar dan PDI-P soal konflik Wadas tersebut?

Baca juga: Sorotan Sejumlah Media Asing soal Debat Capres Ketiga Pilpres 2024

Tanggapan Ganjar soal isu Wadas jika dibahas pada debat

Ganjar Pranowo mengaku tidak khawatir apabila konflik di Desa Wadas itu akan dibahas dalam debat keempat Pilpres 2024. Pihaknya bahkan berharap jika isu tersebut disinggung dalam debat capres. 

"Sebaiknya dibahas. Wadas yang itu saya selesaikan, dan itu Proyek Strategis Nasional (PSN) karena kami dilatih bertanggung jawab, ya. Dan selesai, Insya Allah selesai," ujar Ganjar dikutip dari Kompas.com, Senin (14/1/2024).

Ia menyampaikan, rencana pembukaan pertambangan batu andesit itu adalah bagian dari PSN yang digulirkan oleh pemerintah pusat.

Meski begitu, sebagai pejabat di tingkat pemerintah provinsi, ia berusaha menyelesaikan konflik tersebut yang salah satunya dengan pembayaran ganti rugi.

"Wadas kalau dari sisi penyelesaian ganti rugi dan sebagainya tinggal tiga orang. Yang lain sudah beres bahkan sudah ada yang dijadikan, bukan dijadikan, diinvestasikan hasilnya itu untuk restoran (dari hasil ganti rugi itu). Ada yang untuk usaha," kata dia.

Ia menilai, menyelesaikan konflik di daerah yang dipimpinnya adalah sebuah kewajiban.

Ganjar mengaku, pihaknya sudah melakukan kerja sama tim untuk mengurus seluruh administrasi maupun pembayaran ganti rugi tersebut.

"Nah, saya penanggung jawab wilayah yang harus saya dorong. Kami menyelesaikan itu berkomunikasi dengan baik," tuturnya.

Kemudian, ungkapnya, konflik Wadas bukanlah salah satu masalah yang diselesaikan.
Ia mengaku beberapa kali menolak proyek di Jawa Tengah karena tidak memenuhi syarat lingkungan.

Salah satu yang ia tolak adalah rencana pembangunan tambang emas di Wonogiri, Jawa Tengah. Namun sayangnya, kata dia, itu tidak pernah menjadi cerita.

"Tahukah saudara ketika saya menolak semen yang ada di Kebumen, pasti tidak pernah menjadi cerita. Dan Tahukah bahwa saya pernah menolak tambang emas yang ada di Wonogiri. Ini tidak menjadi cerita, yang jadi cerita biasanya (yang) ada konflik," ungkap Ganjar.

Baca juga: Melihat 21 Program Unggulan Ganjar-Mahfud...

Halaman:

Terkini Lainnya

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com