KOMPAS.com - Ciuman umumnya dikenal sebagai tindakan untuk mengekspresikan rasa kasih sayang.
Namun, ciuman tanpa disadari juga bisa meningkatkan risiko sejumlah penyakit. Salah satunya infeksi mononukleosis.
Infeksi mononukleosis yang kerap disingkat menjadi mono dikenal sebagai kissing disease. Julukan ini tak berlebihan, karena penyakit ini utamanya menular lewat ciuman.
Penyebab infeksi mononukleosis berasal dari infeksi virus Epstein-Barr (EPV) yang masuk ke tubuh lewat alir liur saat berciuman.
Tak hanya ciuman, virus ini juga menular di antara orang-orang yang berbagi minuman atau peralatan makan.
Jika dibiarkan, penyakit ciuman ini bisa menimbulkan komplikasi yang mematikan.
Baca juga: Ciuman Pertama yang Terekam Sejarah Terjadi 4.500 Tahun Lalu di Kawasan Timur Tengah
Mononukleosis atau mono adalah penyakit menular lewat saliva yang biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV).
EBV adalah bagian dari keluarga virus herpes. Penyakit ini berpotensi dialami setiap orang setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Dikutip dari WebMD (26/4/22), penyakit ini menular melalui ciuman dan hal-hal lain seperti berbagi minuman atau peralatan makan.
Orang juga bisa terkena virus ini ketika berada di dekat penderita mononukleosis yang batuk atau bersin.
Penularan mononukleosis tidak semudah penyakit umum lain seperti flu. Namun, penyakit ini bisa berbahaya jika sampai terjadi komplikasi.
Amandel bengkak yang tampak merah dan lesi putih mengeluarkan nanah termasuk ciri khas mononukleosis menular.
Selain itu, dikutip dari Mayo Clinic, berikut gejala dari mononukleosis.
Virus ini memiliki masa inkubasi sekitar empat hingga enam minggu sampai bisa muncul gejalanya.
Gejala demam dan sakit tenggorokan biasanya berkurang dalam beberapa minggu. Namun kelelahan, pembesaran kelenjar getah bening, dan pembengkakan limpa berlangsung beberapa minggu lebih lama.
Baca juga: Benarkah Pakai Air Liur Saat Hubungan Seks Bisa Memicu Herpes Genital?