Untuk mendiagnosis pasien, dokter akan lebih dulu memeriksa pembengkakan pada amandel, kelenjar getah bening, hati, atau limpa.
Dokter juga akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar sel darah putih dan tes antibodi.
Sayangnya, mononukleosis dapat menyebabkan komplikasi serius saat tubuh kurang sehat. Komplikasi yang bisa muncul yakni:
1. Amandel bengkak yang terjadi akibat banyak obat yang dikonsumsi. Kondisi ini membuat lebih sulit menelan atau bernapas melalui mulut.
2. Limpa membesar dan bisa pecah. Nyeri tajam yang tiba-tiba di sisi kiri perut bagian atas menandakan kondisi darurat dan mungkin butuh pembedahan.
3. Masalah hati karena dapat menderita hepatitis atau penyakit kuning.
4. Masalah darah. Tubuh mungkin menghancurkan terlalu banyak sel darah merah (anemia hemolitik) atau darah tidak memiliki cukup trombosit (trombositopenia).
5. Masalah jantung dapat menyebabkan peradangan (miokarditis ) dan detak jantung tidak merata.
6. Masalah sistem saraf berupa kejang, radang otak (ensefalitis), atau radang jaringan yang menutupi otak (meningitis).
Baca juga: Kisah Haru di Balik Foto Ikonik The Kiss of Life
Pasien yang masih terinfeksi akan mengeluarkan lebih banyak virus dalam air liurnya sehingga untuk sementara sebaiknya penderita tidak berciuman.
Perlu dipertimbangkan juga, virus ini bisa tetap ada meskipun gejalanya sembuh. Secara umum, dokter menyarankan untuk menghindari kontak dengan pasien setidaknya selama 2-3 minggu setelah gejala hilang.
Sayangnya, tidak ada vaksin untuk mencegah virus EBV penyebab mononukleosis. Pasien dapat mengidapnya hingga berbulan-bulan.
Di sisi lain, penyakit ini tidak memiliki obat khusus. Pasien hanya diminta banyak istirahat, sering minum, serta mengonsumsi obat pereda nyeri dan obat kortikosteroid untuk pembengkakan tenggorokan sampai infeksi virus mereda.
Untuk menurunkan kemungkinan terkena mononukleosis, seringlah cuci tangan dan hindari berbagi barang minuman, peralatan makan, atau sikat gigi dengan orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.