Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Hal Menakutkan yang Mungkin Dilakukan AI di 2024, Apa Saja?

Kompas.com - 02/01/2024, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah ada dan digunakan selama beberapa dekade. Namun, tahun ini kemungkinan akan menjadi terobosan bagi teknologi tersebut.

Sebab dengan ChatGPT OpenAI yang menciptakan AI dapat dengan mudah diakses dan digunakan secara praktis bagi banyak orang. 

Secara umum, inovasi dalam AI bisa meningkatkan hal-hal seperti diagnostik medis dan penemuan ilmiah. Misalnya, salah satu model AI dapat mendeteksi apakah seseorang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dengan menganalisis pemindaian sinar-X.

Selain itu, AI juga telah digunakan untuk merancang eksperimen fisika kuantum di luar apa yang dibayangkan manusia.

Meskipun dapat membantu manusia, namun tidak semua inovasi berdampak baik. Sebab AI juga dapat menciptakan terobosan berbahaya, mulai dari drone pembunuh hingga AI yang mengancam masa depan umat manusia.

Baca juga: Studi Baru: AI Bisa Prediksi Kematian tetapi Musnahkan Misteri yang Buat Hidup Lebih Menarik


Terobosan AI yang menakutkan yang mungkin terjadi di 2024

Ilustrasi ChatGPTPossessed Photography/@possessedphotography/Unsplash) Ilustrasi ChatGPT
Dikutip dari dari Live Science, berikut beberapa terobosan AI yang paling menakutkan dan mungkin bisa terjadi di 2024:

1. Q* — Artificial General Intelligence (AGI)

Masih menjadi pertanyaan mengapa CEO OpenAI Sam Altman diberhentikan dan kemudian diangkat kembali pada akhir 2023.

Namun demikian, di tengah kekacauan perusahaan di OpenAI, beredar rumor tentang teknologi canggih yang dapat mengancam masa depan umat manusia.

Sistem OpenAI tersebut, disebut sebagai Q* (diucapkan Q-star) yang mungkin merupakan perwujudan potensi terobosan dari kecerdasan umum buatan (AGI), menurut laporan Reuters.

Sedikit yang diketahui tentang sistem misterius ini, namun bila laporannya benar, maka kemampuan AI pada Q* akan meningkat lebih baik.

AGI adalah titik kritis hipotetis, juga dikenal sebagai “Singularitas,” di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia.

Meski demikian, generasi AI yang ada saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas.

Meski tidak semuanya, namun sebagian besar konten yang dihasilkan AI hanya menampilkan ulang data yang digunakan untuk melatihnya.

Namun di masa depan, terobosan AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu dengan lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan.

Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.

Ide AGI telah lama terbatas pada fiksi ilmiah, dan banyak ilmuwan yakin kita tidak akan pernah mencapai titik ini.

Namun, jika OpenAI telah mencapai titik kritis ini tentu saja merupakan sebuah kejutan, tapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Baca juga: Isi SE Menkominfo soal Etika Penggunaan AI, Pelaku Tunduk UU ITE dan UU PDP

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com