Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Hal Menakutkan yang Mungkin Dilakukan AI di 2024, Apa Saja?

Sebab dengan ChatGPT OpenAI yang menciptakan AI dapat dengan mudah diakses dan digunakan secara praktis bagi banyak orang. 

Secara umum, inovasi dalam AI bisa meningkatkan hal-hal seperti diagnostik medis dan penemuan ilmiah. Misalnya, salah satu model AI dapat mendeteksi apakah seseorang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dengan menganalisis pemindaian sinar-X.

Selain itu, AI juga telah digunakan untuk merancang eksperimen fisika kuantum di luar apa yang dibayangkan manusia.

Meskipun dapat membantu manusia, namun tidak semua inovasi berdampak baik. Sebab AI juga dapat menciptakan terobosan berbahaya, mulai dari drone pembunuh hingga AI yang mengancam masa depan umat manusia.

1. Q* — Artificial General Intelligence (AGI)

Masih menjadi pertanyaan mengapa CEO OpenAI Sam Altman diberhentikan dan kemudian diangkat kembali pada akhir 2023.

Namun demikian, di tengah kekacauan perusahaan di OpenAI, beredar rumor tentang teknologi canggih yang dapat mengancam masa depan umat manusia.

Sistem OpenAI tersebut, disebut sebagai Q* (diucapkan Q-star) yang mungkin merupakan perwujudan potensi terobosan dari kecerdasan umum buatan (AGI), menurut laporan Reuters.

Sedikit yang diketahui tentang sistem misterius ini, namun bila laporannya benar, maka kemampuan AI pada Q* akan meningkat lebih baik.

AGI adalah titik kritis hipotetis, juga dikenal sebagai “Singularitas,” di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia.

Meski demikian, generasi AI yang ada saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas.

Meski tidak semuanya, namun sebagian besar konten yang dihasilkan AI hanya menampilkan ulang data yang digunakan untuk melatihnya.

Namun di masa depan, terobosan AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu dengan lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan.

Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.

Ide AGI telah lama terbatas pada fiksi ilmiah, dan banyak ilmuwan yakin kita tidak akan pernah mencapai titik ini.

Namun, jika OpenAI telah mencapai titik kritis ini tentu saja merupakan sebuah kejutan, tapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi.


2. Deepfake hiperrealistis yang mencurangi pemilu

Salah satu ancaman dunia maya yang paling mengerikan adalah deepfake.

Deepfake adalah salah satu dari tipe AI yang digunakan untuk membuat foto, audio, ataupun video palsu yang sering digunakan untuk melakukan tindak kejahatan, seperti pemerasan dan penindasan.

Terlebih, AI yang sekarang ini dapat menghasilkan deepfake secara real time. Dengan kata lain, AI dapat memberikan video langsung.

Selain itu, teknologi ini juga menjadi semakin baik dalam menghasilkan wajah manusia, sehingga orang tidak dapat lagi membedakan antara mana yang asli dan yang palsu.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science pada 13 November 2023, mengungkap fenomena hiperrealisme.

Hiperrealisme yaitu konten yang dihasilkan AI lebih cenderung dianggap "nyata" dibandingkan konten sebenarnya. Ini membuat orang hampir tidak mungkin membedakan fakta dan fiksi dengan mata telanjang.

Meskipun terdapat alat yang dapat membantu orang mendeteksi deepfake, namun alat ini belum menjadi alat yang umum digunakan.

Seiring dengan matangnya AI generatif, salah satu kemungkinan yang menakutkan adalah orang-orang dapat menggunakan deepfake untuk mencoba menggagalkan pemilu.

Financial Times (FT) melaporkan, misalnya, Bangladesh bersiap menghadapi pemilu pada Januari yang akan terganggu oleh deepfake.

Selain itu, saat AS bersiap untuk pemilihan presiden pada November 2024, ada kemungkinan bahwa AI dan deepfake dapat mengubah hasil pemungutan suara yang penting ini.

3. Robot pembunuh bertenaga AI

Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat perang.

Dilansir dari Live Science, pemerintah AS pada 22 November 2023 mengumumkan, ada 47 negara bagian yang telah mendukung deklarasi penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer, yang pertama kali diluncurkan di Den Haag, Belanda pada Februari.

Deklarasi tersebut penting dilakukan lantaran penggunaan yang “tidak bertanggung jawab” adalah prospek yang nyata dan menakutkan. Seperti halnya drone AI yang diduga memburu tentara di Libya tanpa campur tangan manusia.

AI dapat mengenali pola, belajar mandiri, membuat prediksi atau menghasilkan rekomendasi dalam konteks militer.

Pada 2024, selain digunakan dalam sistem persenjataan, kemungkinan besar AI juga akan digunakan dalam sistem logistik dan pendukung keputusan, serta penelitian dan pengembangan.

Berbagai cabang militer AS telah memesan drone yang dapat melakukan pengenalan target dan pelacakan pertempuran lebih baik daripada manusia.

Selain AS, Israel juga telah menggunakan AI untuk mengidentifikasi target dengan cepat setidaknya 50 kali lebih cepat daripada manusia dalam perang Israel-Hamas terbaru, menurut NPR.

Namun salah satu bidang pengembangan yang paling ditakuti adalah sistem senjata otonom mematikan (LAWS) atau robot pembunuh.

Beberapa ilmuwan dan ahli teknologi terkemuka telah memperingatkan terhadap robot pembunuh, termasuk Stephen Hawking pada 2015 dan Elon Musk 2017, namun teknologi tersebut belum terwujud dalam skala massal.

Meskipun demikian, beberapa perkembangan yang mengkhawatirkan menunjukkan bahwa tahun ini mungkin akan terjadi terobosan bagi robot pembunuh.

Misalnya, di Ukraina, Rusia diduga mengerahkan drone Zala KYB-UAV, yang dapat mengenali dan menyerang target tanpa campur tangan manusia.

Selain itu, Australia juga telah mengembangkan Ghost Shark, sistem kapal selam otonom yang akan diproduksi dalam skala besar.

Nah, itulah sejumlah teknologi AI yang kemungkinan besar akan semakin berkembang di tahun 2024 dan berpotensi membahayakan umat manusia. 

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/02/093000765/3-hal-menakutkan-yang-mungkin-dilakukan-ai-di-2024-apa-saja-

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke