Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Negara Paling Berbahaya di Dunia 2024, Indonesia Termasuk?

Kompas.com - 20/12/2023, 16:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konsultan medis dan keamanan International SOS merilis daftar negara paling berbahaya di dunia pada 2024.

Daftar negara ini dinilai berdasarkan tiga kategori risiko, yaitu medis, keamanan, dan perubahan iklim, dikutip dari Independent.

International SOS menggunakan lima tingkat skala, mulai dari “rendah” hingga “sangat tinggi” untuk medis dan perubahan iklim.

Sementara skala “tidak signifikan” hingga “ekstrim” untuk kategori keamanan.

Peta tahunan ini menilai berbagai faktor untuk memberikan informasi kepada wisatawan dan pelaku bisnis tentang potensi ancaman di negara-negara seluruh dunia.

Berikut daftar 5 negara paling berbahaya di dunia 2024 versi International SOS:

Baca juga: 10 Brand Paling Bernilai di Dunia Tahun 2023, Apple Turun ke Peringkat Dua

Lima negara paling berbahaya di dunia 2024

Dalam laporan itu, tercatat lima negara paling berbahaya di dunia untuk dikunjungi pada 2024 adalah:

  1. Sudan Selatan
  2. Afghanistan
  3. Suriah
  4. Libya
  5. Somalia

Selain lima negara itu, Ukraina, Irak, Yaman, dan Republik Afrika Tengah juga diberi tingkat peringatan "ekstrem" tertinggi.

Sebagai informasi, laporan ini menggabungkan peringkat risiko medis dan keamanan, yang mencerminkan dampak peristiwa, seperti konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan antara Israel dan Hamas.

Tahun ini, peta tersebut juga menyertakan peringkat berdasarkan bahaya perubahan iklim untuk pertama kalinya.

Hal ini dilakukan setelah International SOS melihat tren peningkatan dalam jumlah peringatan terkait iklim yang dikeluarkan, seiring dengan meningkatnya suhu global yang meningkatkan risiko kesehatan di seluruh dunia.

Baca juga: 10 Negara Paling Tidak Korup di Dunia, Ada dari Asia Tenggara

Data yang dikumpulkan oleh Inform (kolaborasi antara Pusat Perubahan Iklim Euro-Mediterania dan Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa), memperkirakan risiko krisis dan bencana kemanusiaan di masa depan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

“Satu contoh saja, peristiwa panas ekstrem tahun ini, dengan gelombang panas pertama bernama Cerberus yang melanda Eropa, mungkin sudah biasa terjadi,” kata Dr Irene Lai, direktur medis global di International SOS.

“Selain dampak fisik dari panas ekstrem, terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental," sambungnya.

Karenanya, penting bagi dunia usaha agar merencanakan hal ini, dengan menyesuaikan cara hidup dan bekerja guna melindungi kesehatan, sekaligus mengambil langkah-langkah  untuk memperlambat tren kenaikan suhu.

Baca juga: 25 Negara Paling Korup di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?

Halaman:

Terkini Lainnya

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com