Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Wilayah Alami Penurunan Curah Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 11/12/2023, 16:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prakiraan hujan di sejumlah wilayah di Jabodetabek pada 11-16 Desember 2023.

Prakiraan hujan tersebut diunggah melalui laman Instagram BMKG, @infobmkg, pada Minggu (10/12/2023).

Berdasarkan data yang dirilis BMKG, tampak sebagian besar wilayah di Jabodetabek cerah berawan dan hanya wilayah Bogor dan Bekasi yang akan berpotensi hujan ringan.

Di sisi lain, beberapa warganet mengeluhkan bahwa intensitas hujan di beberapa wilayah lainnya juga menurun. Padahal, di Desember 2023, seharusnya beberapa wilayah sudah memasuki musim hujan.

"Min kok curah hujan menurun ada apa lagi min? Kan harusnya malah makin deras," tulis pemilik akun @kang_gusvi.

"Sama di Sulawesi, hujannya makin rendah padahal pas akhir November selalu ujann, tdi aj ujan gerimis tpi bentar bgt udh 2 hari gk ujan," tulis akun @fauzan_anwar23.

Lantas, apa penyebab curah hujan di sejumlah wilayah intensitasnya semakin menurun?

Baca juga: Warganet Sebut Langit Bolong di Yogyakarta Sebabkan Cuaca Gerah, Ini Penjelasan BMKG

Penjelasan BMKG

Senior Forecaster BMKG Bony Septian membenarkan terkait potensi hujan di sejumlah wilayah Jabodetabek yang kian menurun.

Hal tersebut terjadi lantaran kelembapan udara di wilayah tersebut yang cukup kering pada akhir-akhir ini.

"Dalam seminggu ke depan, potensi hujan ringan terjadi di wilayah Jabodetabek. Hal ini disebabkan kondisi kelembapan udara di wilayah Jabodetabek yang cukup kering di lapisan menengah (lapisan 700-500 milibar/mb)," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Penyebab curah hujan menurun

Bony melanjutkan, terkait dengan curah hujan di wilayah lain yang turut menurun, ini karena dalam skala global, nilai Southern Oscillation Index (SOI), Indian Ocean Dipole (IOD), dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Terdapat pola siklonik di Laut Timor yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sepanjang Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, kepulauan Maluku bagian selatan, Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Banda.

"Saat ini Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 5 (Maritime Continent), menunjukkan kondisi yang signifikan untuk wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan," terangnya.

Ia melanjutkan, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di wilayah Pulau Sumatera bagian tengah hingga utara dan Papua bagian selatan dalam sepekan ke depan.

Tak hanya itu, gelombang atmosfer Kelvin juga terpantau berada di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com