Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Arkeomatematika Aztek

Kompas.com - 25/11/2023, 13:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJARAH peradaban mencatat bahwa matematika berkembang sesuai kebutuhan manusia untuk menghitung hasil bumi pertanian serta jumlah hewan peternakan.

Semula masyarakat purba sama sekali tidak menggunakan tulisan, apalagi aksara untuk urusan matematikal.

Namun setelah jumlah angka makin membesar sehingga melebihi jumlah jari tangan dan kaki, maka manusia mulai menggunakan simbol untuk menghitung.

Menarik adalah masyarakat Aztek sebelum dipunahkan oleh kaum pendatang dari Eropa, yaitu para kolonialis Spanyol, tidak menggunakan sistem desimal. Mereka menggunakan duodesimal alias dua puluh sesuai dengan jumlah jari tangan dan kaki manusia dengan empat simbol dasar.

Angka satu disimbolkan sebagai titik bulat sebagai bilangan pertama. Maka bilangan dua disimbolkan dengan dua titik bulat, tiga dengan tiga titik bulat, empat dengan empat titik bulat, dan lima dengan lima titik bulat.

Angka enam disimbolkan dengan lima titik bulat yang berderet di satu garis ditambah satu titik bulat di garis di bawah garis tersebut berlanjut sampai angka sepuluh.

Sistem simbol tersebut berlanjut dengan titik bulat ke sebelas yang diletakkan pada garis baru di sebelah simbol titik bulat ke lima yang berlanjut sampai dengan angka dua puluh yang disimbolkan sebagai bendera.

Jejeran simbol bendera terus berlanjut sampai mencapai angka empat ratus yang ditampilkan dengan simbol batang jagung.

Deretan simbol batang jagung berlanjut seperti deretan simbol bendera dan deretan simbol titik bulat sampai angka delapan ribu, yang menurut aritmatika Yunani, sama dengan dua puluh dikalikan dengan empat ratus.

Angka 8000 disimbolkan dengan bentuk boneka campur batang jagung. Secara cerdik empat simbol angka Aztek dapat digunakan untuk mengekspresikan angka sampai mencapai bilangan 9999.

Mungkin sistem simbol matematika Aztek yang selama sekitar dua abad digunakan sejak abad XIV sampai awal abad XVI yang bagi kita di abad XXI terkesan primitif, terbelakang dan merepotkan.

Namun kita harus mampu kilas balik membayangkan bahwa sistem empat simbol matematika Aztek tersebut pada hakikatnya sudah cukup kreatif dan modern untuk memenuhi kebutuhan hitung-menghitung hasil bumi pertanian serta jumlah hewan peternakan di kawasan Mesoamerika pada abad XIV sampai dengan awal abad XVI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com