Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Markas Pasukan di Lebanon Diserang Mortir Israel, TNI: Itu Flare

Kompas.com - 27/10/2023, 17:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mabes TNI membantah pasukannya yang ditempatkan di Markas United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon diserang mortir.

Sebelumnya, beredar video di media sosial dengan narasi bahwa markas TNI di Lebanon menjadi sasaran mortir yang dilontarkan Israel.

Video tersebut beredar di tengah konflik bersenjata antara Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza.

Saat dikonfirmasi, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menepis kabar yang menyebutkan markas TNI di Lebanon diserang mortir.

Ia mengatakan, benda yang awalnya disebut mortir tersebut sebenarnya adalah flare.

Flare jatuh sekitar satu kilometer dari markas TNI di Lebanon. Namun, Julius tidak merinci dari mana benda ini berasal.

"Suar roket parasut merah memberikan sinyal jarak jauh dengan memproyeksikan suar yang sangat terang hingga ketinggian sekitar 300 meter," ujar Julis kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

"Ini menyala selama sekitar 40 detik sementara suarnya melayang ke bawah dengan parasut," sambungnya.

Baca juga: Nasib Warga Palestina di Israel: Diskors dari Pekerjaan dan Sekolah

Digunakan untuk infiltrasi

Julius menjelaskan, flare yang ditembakkan untuk memberikan penerangan cahaya yang dilakukan dalam rangka meminimalkan kemungkinan adanya infiltrasi.

Flare yang ditembakkan ke atas dapat mengeluarkan cahaya namun akan jatuh apabila nyalanya habis.

Flare juga bisa menimbulkan kerusakan apabila benda yang terbuat dari besi ini menimpa benda atau permukaan.

"Tiap malam di perbatasan sering ditembakkan ke atas," ujar Julius dikutip dari laman TNI.

Baca juga: Mengintip Spesifikasi Heron TP, Drone Jerman yang Digunakan Israel untuk Serang Hamas

Pasukan TNI aman

Julius menyampaikan, pasukan TNI di Markas UNIFIL dalam keadaan aman dan sudah melakukan latihan tertentu untuk kepentingan evakuasi sejak 8 Oktober 2023.

Latihan diperuntukkan ketika evakuasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal tersebut sudah sesuai dengan standar operasional prosedur. Prajurit yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB juga sudah dilatih hal ini selama menjalankan misi.

"Pasukan kita dalam keadaan aman. Memang terjadi ledakan sekitar 1 kilometer dari pos, kemudian yang ada di berita media sosial beberapa hari ini hanya roket flare," jelas Julius.

"Itu memberikan penerangan pada malam hari dari pihak lawan untuk mengukur jarak ataupun aktivitas di area tersebut, jadi bukan roket yang menyebabkan ledakan di area kita," tuturnya.

Baca juga: Zouari Kamikaze, Drone Hamas yang Mampu Beri Kejutan Israel pada Serangan 7 Oktober

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com