Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Wilayah di Solo Raya Alami Hujan Lebat Disertai Angin, Ini Kata BMKG

Kompas.com - 27/10/2023, 15:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet membagikan foto dan video di media sosial yang memperlihatkan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

Mereka mengungkapkan daerah seperti Klaten, Solo, dan Sukoharjo beberapa hari terakhir mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat yang disertai angin kencang.

Salah satunya akun X (Twitter) @merapi_uncover yang membagikan sejumlah video kondisi cuaca di beberapa daerah yang terjadi pada Kamis (26/10/2023).

"[Breaking News] Perempatan pakis, kalo ke kanan ke arah jalan wonosari baki... terpantau hujan angin dan ada kabel putus di depan toko atma..." tulis keterangan dalam unggahan.

Kemudian pada unggahan lain juga diperlihatkan kondisi hujan lebat yang disertai angin kencang di wilayah Klaten.

"Hujan deras disertai angin kencang di Delanggu Klaten Sore tadi," tulis pengunggah.

Lantas, apa penyebab cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah itu?


Penjelasnya BMKG

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Jateng Iis Widya Harmoko mengatakan, sejumlah daerah di Indonesia sedang mengalami pergantian musim yang diawali dengan masa transisi atau masa pancaroba, tak terkecuali Jawa Tengah.

"Kejadian cuaca ekstrim di beberapa wilayah Solo Raya menjadi penanda akan masuk musim hujan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

Ia mengatakan, masa transisi ini biasanya akan berlangsung sekitar satu bulan. Akan tetapi, kejadian cuaca ekstrim saat masa transisi tidak akan terjadi setiap hari. 

Menurutnya, hal ini tergantung dari kondisi dan potensi cuaca lokal dari masing-masing daerah.

"Kejadian hujan dan cuaca ekstrim di setiap daerah lebih besar dipengaruhi oleh kondisi lokal yang dipicu mulainya perubahan musim dari kemarau ke penghujan," terangnya.

Baca juga: Selatan Ekuator Mulai Gerimis, BMKG Ungkap Daerah Kurang Hujan Terpanjang di Indonesia

Prakiraan musim hujan cukup bervariasi

Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengatakan, prakiraan musim hujan di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara cukup bervariasi.

"Berdasarkan prakiraan awal musim hujan tahun 2023/2024 yang dikeluarkan oleh BMKG, sebagian besar wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara termasuk juga wilayah Jabodetabek umumnya periode awal musim hujan cukup bervariasi," ujarnya terpisah, Jumat.

Ia melanjutkan, sebagian wilayah tersebut ada yang masuk musim hujan pada periode November dan sebagian wilayahnya lainnya baru akan masuk musim hujan pada awal Desember.

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Kewaspadaan Cuaca Ekstrem pada Masa Pancaroba di Jawa Timur

Halaman:

Terkini Lainnya

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com