Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Kutipan Inspiratif Malala Yousafzai, Tokoh Penerima Nobel Perdamaian Termuda

Kompas.com - 24/09/2023, 21:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Malala Yousafzai merupakan aktivis hak perempuan yang menjadi penerima Nobel Perdamaian termuda dunia.

Lahir pada 1997 di Mingora, Pakistan, Malala tumbuh dari keluarga seorang advokat pendidikan dan mengelola sebuah lembaga pembelajaran.

Ketika Malala berusia sepuluh tahun, situasi di Lembah Swat berubah sangat cepat bagi keluarga dan komunitasnya setelah kehadiran Taliban, dikutip dari laman Nobel Prize.

Anak perempuan dilarang bersekolah, kegiatan budaya seperti menari dan menonton televisi dilarang.

Bertekad untuk bersekolah dan sangat yakin akan haknya atas pendidikan, Malala menentang Taliban. Bersama ayahnya, Malala dengan cepat menjadi kritikus Taliban.

Baca juga: Siapakah Taliban, Kelompok yang Mengambil Alih Kekuasaan Afghanistan?

Pada awal 2009, Malala menulis sebuah blog secara anonim di situs berbahasa Urdu milik BBC.

Ia menulis tentang kehidupan di Lembah Swat di bawah pemerintahan Taliban dan tentang keinginannya untuk bersekolah.

Malala sempat mengungsi sebelum perang antara Pakistan dan Taliban pecah. Sekali lagi, ia menggunakan media dan melanjutkan kampanye publiknya untuk haknya bersekolah.

Suaranya semakin keras dan selama tiga tahun berikutnya, dia dan ayahnya menjadi terkenal di seluruh Pakistan.

Aktivitasnya menghasilkan nominasi Penghargaan Perdamaian Anak Internasional pada 2011. Pada tahun yang sama, ia dianugerahi Penghargaan Perdamaian Pemuda Nasional Pakistan.

Ini membuat Taliban semakin meradang. Pada 9 Oktober 2012, Malala yang berusia 15 tahun ditembak oleh Taliban.

Saat itu, ia sedang pulang sekolah naik bus. Di perjalanan, bus itu dihentikan oleh Taliban dan menanyakan nama Malala.

Pasukan Taliban pun melepaskan tiga tembakan ke arahnya. Salah satu peluru bahkan masuk dan keluar dari kepalanya dan bersarang di bahunya.

Ia pun langsung dirawat di rumah sakit militer Pakistan dan diterbangkan ke Inggris empat hari kemudian. Beruntung, ia berhasil keluar dari koma dan berangsul pulih setelah menjalani perawatan.

Pada Oktober 2014, Malala bersama dengan aktivis hak-hak anak India Kailash Satyarthi, dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian di usia 17 tahun.

Berikut kutipan inspiratif Malala Yousafzai:

Baca juga: 15 Kutipan Terkenal The Iron Lady Margaret Thatcher, Perdana Menteri Perempuan Pertama di Eropa

  1. Let us make our future now, and let us make our dreams tomorrow’s reality (Mari kita ciptakan masa depan kita sekarang, dan mari kita wujudkan impian kita esok hari).
  2. The best way to solve problems and to fight against war is through dialogue (Cara terbaik untuk memecahkan masalah dan melawan perang adalah melalui dialog).
  3. All I want is an education, and I am afraid of no one (Yang saya inginkan hanyalah pendidikan, dan saya tidak takut pada siapa pun).
  4. Some girls cannot go to school because of the child labor and child trafficking (Beberapa anak perempuan tidak dapat pergi ke sekolah karena adanya pekerja anak dan perdagangan anak).
  5. I will get my education, if it is in home, school, or anyplace (Saya akan mendapatkan pendidikan saya, baik di rumah, sekolah, atau di mana saja).
  6. I say I am stronger than fear (Saya katakan bahwa saya lebih kuat dari rasa takut)
  7. When the whole world is silent, even one voice becomes powerful (Ketika seluruh dunia diam, bahkan satu suara pun menjadi kuat).
  8. We realize the importance of our voices only when we are silenced (Kita menyadari pentingnya suara kita hanya ketika kita dibungkam).
  9. It is very important to know who you are. To make decisions. To show who you are (Sangat penting untuk mengetahui siapa diri Anda. Untuk membuat keputusan. Untuk menunjukkan siapa diri Anda).
  10. We were scared, but our fear was not as strong as our courage (Kami takut, tapi ketakutan kami tidak sekuat keberanian kami).
  11. The extremists are afraid of books and pens, the power of education frightens them. they are afraid of women (Para ekstremis takut pada buku dan pena, kekuatan pendidikan membuat mereka takut. mereka takut pada perempuan).
  12. Education is neither eastern nor western. Education is education and it’s the right of every human being (Pendidikan bukanlah timur atau barat. Pendidikan adalah pendidikan dan merupakan hak setiap manusia).
  13. If one man can destroy everything, why can’t one girl change it? (Jika satu orang dapat menghancurkan segalanya, mengapa seorang anak perempuan tidak dapat mengubahnya?).
  14. Let us remember: One book, one pen, one child, and one teacher can change the world (Mari kita ingat: Satu buku, satu pena, satu anak, dan satu guru dapat mengubah dunia).
  15. Books can capture injustices in a way that stays with you and makes you want to do something about them (Buku dapat menangkap ketidakadilan dengan cara yang akan selalu diingat dan membuat Anda ingin melakukan sesuatu untuk mengatasinya).
  16. I don’t want to be remembered as the girl who was shot. I want to be remembered as the girl who stood up (Saya tidak ingin dikenang sebagai gadis yang ditembak. Saya ingin dikenang sebagai gadis yang berdiri).
  17. With guns you can kill terrorists, with education you can kill terrorism (Dengan senjata Anda bisa membunuh teroris, dengan pendidikan Anda bisa membunuh terorisme).
  18. There should be no discrimination against languages people speak, skin color, or religion (Tidak boleh ada diskriminasi terhadap bahasa yang digunakan orang, warna kulit, atau agama).
  19. I raise up my voice not so I can shout but so that those without a voice can be heard (Saya meninggikan suara saya bukan untuk berteriak, tetapi agar mereka yang tidak bersuara dapat didengar).
  20. Dear sisters and brothers, we realize the importance of light when we see darkness (Saudara-saudari yang terkasih, kita menyadari pentingnya terang ketika kita melihat kegelapan).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com