Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Keluar dari Saluran agar Tampilan Status WhatsApp seperti Semula

Kompas.com - 21/09/2023, 07:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet di media sosial mengaku bingung dengan tampilan baru WhatsApp setelah dirilisnya fitur WhatsApp Channel atau Saluran WhatsApp.

Dalam tampilan baru, ketika teman dalam kontak yang disimpan membuat status, maka foto profil mereka akan muncul berbentuk lingkaran yang berderet di posisi atas. Namun preview dari status yang dibuat tidak akan muncul.

Adapun pada bagian bawah, akan terlihat update dari channel atau saluran yang diikuti.

Tampilan baru tersebut muncul saat pengguna bergabung di salah satu saluran yang tersedia.

Sejumlah warganet mengaku bingung dengan tampilan baru ini dan berharap WhatsApp mengembalikan tampilan status WhatsApp balik seperti semula.

"Whatsapp pas diupdate jadi jelek bgt pls cara balikin kaya awal gimana," kata salah satu akun via akun base Twitter @tanyarlfes.

Lantas bagaimanakah cara mengembalikan tampilan status WhatsApp seperti semula?

Baca juga: Cara Membuat Saluran WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara kembalikan tampilan status WA seperti semula

Agar bisa mengembalikan tampilan status WhatsApp seperti semula, caranya cukup mudah. Pengguna hanya perlu berhenti mengikuti saluran yang sebelumnya telah diikuti.

Selengkapnya, cara untuk mengembalikan tampilan Status WhatsApp seperti semula sekaligus berhenti mengikuti channel adalah sebagai berikut:

  • Buka saluran yang telah diikuti
  • Klik tanda titik tiga di kanan atas
  • Klik "Batal mengikuti"
  • Lakukan pada semua saluran yang telah diikuti.

Ketika sudah berhenti mengikuti saluran, maka pengguna akan kembali melihat tampilan daftar status WhatsApp seperti sebelumnya.

Apa itu saluran pada WhatsApp?

Fitur Saluran WhatsApp atau WhatsApp Channel adalah grup siaran satu arah bagi selebriti, instansi, atau tokoh publik lain dalam mendistribusikan informasi kepada para pengikutnya layaknya yang dilakukan di Telegram dan Instagram.

Sebagaimana dikutip dari laman resminya, Saluran WhatsApp telah diluncurkan di lebih dari 150 negara.

Ketika bergabung dengan WhatsApp Channels, pengguna tak perlu khawatir karena WhatsApp tak akan memberitahukan nomor telepon atau identitas pengguna kepada orang lain yang berada di saluran yang sama.

Pesan yang dikirimkan dalam WhatsApp Channel akan tersedia selama 30 hari.

Meski pengikut saluran bisa bereaksi terhadap postingan dan memberikan suara pada jejak pendapat, namun mereka tidak bisa memposting di Channel WhatsApp atau melihat siapa saja yang berada dalam saluran tersebut.

Baca juga: Ramai Tampilan Baru WhatsApp seperti Instagram, Bagaimana Cara Pakai Fitur Barunya?

Cara menggunakan WhatsApp Channel

Dikutip dari Indian Express, berikut ini cara menggunakan WhatsApp Channel:

  • Update aplikasi WhatsApp ke versi terbaru melalui Google Play Store atau App Store
  • Buka WhatsApp dan klik tab "Pembaruan" di bagian bawah layar, akan ada daftar saluran mana saja yang diikuti
  • Untuk mengikuti saluran ketuk tombol "+"
  • Pengguna juga dapat melakukan klik pada nama channel untuk melihat profil dan deskripsi
  • Untuk menambahkan reaksi di pembaruan saluran, tekan dan tahan pesan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com