Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Konser atau acara jumpa antara penggemar dengan grup idola adalah momen yang dinantikan K-Popers. Dengan menempuh jarak 4.322 kilometer, mereka menyempatkan diri menyapa penggemar di Indonesia.
Tak hanya itu, ada pula penggemar rela pergi ke luar negeri menonton konser grup idolanya. Seperti salah satu BLINK, penggemar BLACKPINK, dalam Kamjagiya Korea! edisi What’s On episode “Demi BLACKPINK, Nonton Encore Born Pink di Bangkok!” dengan tautan dik.si/KamKorEncore.
Di Indonesia, konser K-Pop pun kerap disertai oleh dramanya tersendiri. Di kalangan penggemar, tertipu saat membeli tiket konser adalah hal yang kerap ditemui. Beberapa waktu lalu, konser NEO CITY: JAKARTA - The Link terjadi penipuan dengan total ratusan juta.
Lantas, mengapa banyak penggemar K-Pop di Indonesia yang sering tertipu saat membeli tiket konser?
Tak hanya di Indonesia karena sebenarnya oknum calo ini juga tersebar di seluruh dunia. Calo adalah pihak ketiga atau yang menjadi perantara dengan membuka jasa untuk mengurus sesuatu dengan bayaran tertentu.
Kini, ada dua tipe calo yang kerap beraksi di Indonesia. Pertama adalah calo yang menawarkan jasa war tiket atau kerap disebut sebagai jastip (jasa titip). Biasanya, mereka membuka kuota bagi para penggemar yang sangat ingin mendapatkan tiket.
Baca juga: Pelajaran Hidup dari Drakor Reborn Rich dan Under the Queen’s Umbrella
Para penggemar yang tertarik akan masuk ke daftar calo dan harus membayar uang muka yang telah disepakati. Uang muka ini disesuaikan dengan tarif yang dipasang si calo dan berkisar antara ratusan hingga jutaan.
Setelah berhasil mendapatkan tiket, penggemar tersebut akan mentransfer sisa uang kepada calo itu.
Tipe calo kedua adalah mereka yang menjual setelah berhasil mendapatkan tiket. Biasanya, calo tipe kedua akan berkeliaran secara online dan onsite di tempat konser. Calo yang menjual online akan menggunakan tagar WTS (want to sell) agar lebih mudah ditemukan oleh pembeli.
Perbedaan kedua tipe ini terlihat pada harga yang ditawarkan. Calo yang telah berhasil mendapat tiket biasanya akan menjualnya berkali-kali lipat. Hal ini terjadi karena tingginya jumlah permintaan yang berbanding terbalik dengan ketersediaan tiket.
Akan tetapi, penjual yang terjamin dan menipu memang tidak terlalu terlihat. Hal ini disebabkan para penggemar sibuk mencari tiket dan memang memiliki keinginan besar untuk melihat konser idolanya masing-masing.
Alhasil, banyak kesempatan ini digunakan oleh calo mengelabui penggemar yang kurang teliti dan fokus dalam membeli tiket.
Masa-masa penjualan tiket adalah waktu yang paling mendebarkan. Di saat itulah, banyak penggemar yang hanya fokus dan berusaha mencari tiket untuk bertemu sang idola. Di celah inilah para penipu tiket beraksi.
Mereka biasanya mengambil bukti transaksi palsu yang telah diunggah bebas oleh penggemar lainnya di media sosial. Setelah itu, mereka akan mengklaim ke calon pembeli yang tertarik bahwa tiket itu adalah miliknya.