Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Gamal Albinsaid, Disebut Calon Lawan Kaesang di Pilkada Depok?

Kompas.com - 10/07/2023, 20:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bursa pencalonan wali kota Depok, Jawa Barat semakin memanas.

Sebelumnya, putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep menyatakan kesiapannya untuk menjadi "Depok Pertama".

Hal ini kemudian diikuti oleh sejumlah partai yang berusaha mendekati Kaesang, termasuk PDI-P.

Kini, PKS juga telah merilis tiga nama kandidat bakal calon wali kota Depok, yakni Gamal Albinsaid, Muhammad Kholid, dan Imam Budi Hartono.

Meski belum mengumumkan secara pasti calon yang akan diusung di Depok, Gamal Albinsaid disebut jadi kandidat terkuat di antara ketiga nama tersebut.

Lantas, siapa sebenarnya Gamal Albinsaid?

Baca juga: 3 Nama Bakal Cawalkot Depok dari PKS: Gamal Albinsaid, M Kholid, dan Imam Budi Hartono

Pendiri klinik pengobatan warga miskin

Nama Gamal sempat mendapat sorotan lantaran telah mendirikan klinik pengobatan bagi warga miskin di Kota Malang, Jawa Timur.

Tak perlu mengeluarkan biaya mahal, warga yang ingin berobat hanya perlu membayar dengan sampah yang dikumpulkan di rumah masing-masing.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (19/3/2004), keinginannya untuk mendirikan klinik tersebut karena minimnya kepedulian pemerintah dalam sektor kesehatan warga miskin.

Hal ini terlihat dari dana APBN yang terglong kecil, dengan realisasi yang tak tepat sasaran.

Konsep membayar dengan sampah ini dikembangkannya sejak 2010.

Warga yang sudah terdaftar menjadi pasien harus menyetorkan sampah kering seharga Rp 10.000 setiap bulan. Sampah-sampah tersebut akan diolah oleh tim yang telah dibentuk oleh Gamal.

Baca juga: Alasan Gabung PKS, Gamal Albinsaid: Partai Terapkan Meritokrasi, Semua Punya Peluang Sama

Jubir BPN Prabowo-Sandiaga Uno

Pada 2018, dokter lulusan Universitas Brawijaya Malang ini ditunjuk sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu 2019.

Ia menuturkan, alasan mau menerima ajakan itu karena adanya kesamaan visi dan misi dari pasangan tersebut.

Sebab ia dalam beberapa tahun terakhir juga berfokus pada isu-isu ketidakadilan sosial, kesenjangan, dan kemisikinan masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com