Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dengar Suara Dentuman Saat Gempa Cirebon, BMKG: Biasa Terjadi di Gempa Dangkal

Kompas.com - 16/06/2023, 06:25 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan sumber suara dentuman yang didengar warga saat gempa M 3,2 mengguncang Cirebon, Kamis (15/6/2023).

Menurut Daryono, gempa yang terjadi sebanyak 4 kali dalam sehari itu sangat mungkin menghasilkan suara dentuman.

"Adanya laporan warga yang mengatakan bahwa gempa ini menimbulkan suara dentuman sangat mungkin terjadi karena pusat gempanya yang dangkal," kata Daryono kepada Kompas.com, Kamis (15/6/2023) malam.

Berdasarkan pantauan BMKG, titik pusat gempa (episenter) dan kedalaman hiposenternya, gempa Cirebon merupakan jenis gempa bumi dangkal dan diduga akibat aktivitas Sesar Cirebon.

Adapun suara dentuman yang didengar warga berasal dari adanya proses deformasi batuan bawah permukaan secara tiba-tiba di kedalaman dangkal yang dapat memicu munculnya suara dentuman.

"Beberapa kasus gempa dangkal yang terjadi di berbagai daerah juga memicu munculnya suara dentuman," ucap Daryono.

Mengacu pada estimasi peta guncangan (shakemap) dan laporan masyarakat, gempa ini menimbulkan guncangan di Cirebon dan sekitarnya dengan skala intensitas II MMI, yaitu getaran dirasakan oleh warga dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat rentetan gempa tersebut.

Baca juga: Terdengar Suara Gemuruh Saat Gempa Pacitan, Apa Penyebabnya?


6 kali suara dentuman

Diberitakan Kompas.com, Kamis (15/6/2023), warga di Desa Munjul, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat sempat mendengar suara dentuman sebanyak enam kali saat gempa terjadi.

Suara dentuman itu terdengar cukup keras dan membuat warga sempat khawatir.

"Suara dentumannya itu seperti ban truk yang pecah, tapi ini sangat dekat, suara keras," kata Saadah (41), warga Desa Munjul.

Saadah mengatakan, suara dentuman itu terjadi bersamaan dengan gempa susulan di sore hari.

"Saat terjadi gempa kami langsung berhamburan keluar, selain karena guncangan juga dikarenakan dentuman yang cukup keras," imbuhnya.

Baca juga: BPPTKG: Gunung Merapi Tak Terpengaruh Gempa Pacitan

Gempa di Cirebon

Cirebon memang termasuk daerah rawan gempa, BMKG mencatat setidaknya Cirebon sudah mengalami gempa merusak sebanyak 4 kali, yaitu:

1. 16 Oktober 1847

  • Gempa Cirebon pada 16 Oktober 1847 intensitas VII MMI menyebabkan lebih dari 200 rumah rusak.

2. 30 November 1853

  • Gempa Cirebon pada 30 November 1853 intensitas VI MMI menyebabkan banyak rumah rusak.

3. 16 Juni 1971

  • Gempa Cirebon pada 16 Juni 1971 menyebabkan beberapa rumah rusak.

4. 11 Desember 2020

  • Gempa Cirebon Magnitudo 4,2 pada 11 Desember 2020 menyebabkan 25 rumah rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com