KOMPAS.com - Darah rendah adalah kondisi ketika Anda memiliki tekanan darah lebih rendah dari 90 mm Hg untuk angka atas (sistolik) atau 60 mm Hg untuk angka bawah (diastolik).
Pengaturan aliran darah internal tubuh terkadang dapat menyebabkan Anda memiliki tekanan darah lebih rendah dari normal.
Tekanan darah bervariasi dari satu orang ke orang lain. Bahkan penurunan sekecil 20 mmHg, dapat menimbulkan masalah bagi sebagian orang.
Baca juga: Tekanan Darah Rendah pada Anak: Penyebab dan Gejalanya
Dilansir Medical News Today, ada berbagai jenis kondisi tekanan darah rendah atau hipotensi, berikut beberapa di antaranya yang paling umum:
Jenis pertama adalah hipotensi ortostatik atau hipotensi postural. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah seseorang turun saat mereka berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya pusing atau pingsan, sehingga berisiko membuat mereka jatuh atau cedera, terutama pada orang tua.
Anda berisiko mengalami hipotensi ortostatik karena beberapa faktor berikut:
Baca juga: 3 Jenis Kondisi Tekanan Darah Rendah pada Anak, Apa Saja?
Selanjutnya adalah hipotensi postprandial, yang merupakan kondisi tekanan darah rendah yang terjadi setelah makan.
Proses pencernaan mengharuskan tubuh untuk memompa lebih banyak darah ke lambung dan usus kecil.
Namun pada beberapa orang, hal ini tidak terjadi secara efisien, sehingga tekanan darah rendah dapat terjadi.
Hipotensi postprandial juga dapat terjadi setelah stroke atau kecelakaan. Ini dapat dikaitkan dengan usia seseorang atau kecenderungan genetik.
Baca juga: Mengenal Penyebab Tekanan Darah Rendah Selama Kehamilan
Syok adalah bentuk ekstrim dari hipotensi, di mana tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah.
Ini adalah keadaan darurat medis, dan seseorang dengan gejala syok memerlukan perhatian medis segera.
Kondisi syok dapat terjadi akibat pendarahan, luka bakar parah, atau kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
Baca juga: 3 Risiko Komplikasi Tekanan Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai