Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pengguna Narkoba Tetap Mengalami Kerusakan Saraf Otak meski Sudah Direhabilitasi? Ini Kata Dokter Saraf

Kompas.com - 10/04/2023, 12:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan tangkapan layar terkait pertanyaan apakah orang yang pernah menggunakan narkoba akan membuat saraf otaknya akan tetap rusak, meskipun sudah di rehabilitasi ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun Twitter ini pada Selasa (8/4/2023). 

"Emg org yg udah prnah pake narkoba (walaupun cuma sekali) syaraf di otaknya ttp bakal rusak ya & perilakunya ttp gk balik seperti sebelum dia mengkonsumsi narkoba? Lanatas, apa gunanya rehab klo gtu ya?," tanya pengunggah.

Hingga Minggu (9/4/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 18.100 kali dan disukai sebanyak 312 warganet.

 

Baca juga: Nama Bandar Narkoba Freddy Budiman Kembali Mencuat, Ini Pengakuannya Sebelum Eksekusi Mati


Lantas, bagaimana penjelasan dokter?

Dampak kerusakan saraf tak akibat narkoba

Dokter Spesialis Saraf Konsultan Neurodegeneratif di Rumah Sakit Mandaya Royal Puri, Pukovisa Prawiroharjo menyampaikan, dampak kerusakan saraf otak akibat pemakaian narkoba itu tergantung pada seberapa lama dan intensitas seseorang menggunakannya.

"Selain itu, bisa juga tergantung sejauh mana kerusakan yang terjadi dan melibatkan sebanyak apa area otaknya," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (9/4/2023).

Ia menjelaskan, bahwa rehabilitasi yang dilakukan kepada pengguna narkoba, biasanya berfokus pada memutus rantai adiksi yang terjadi pada otak dan itu justru hal yang bagus untuk dilakukan.

Sehingga, adanya rehabilitasi diharapkan agar tidak terjadi kerusakan otak lebih lanjut.

Baca juga: 5 Fakta Anak Lilis Karlina yang Jadi Pengedar Narkoba, dari Ketidaktahuan Orangtua hingga Motif

Kerusakan otak yang sudah terlanjur terjadi perlu diperiksa

 

Peredaran 20 kg sabu dan 30 ribu butir pil ekstasi berhasil digagalkan tim Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut di Provinsi Riau pada Sabtu (1/4/2023). Dua pemilik barang diamankan.Dok. Polda Sumut Peredaran 20 kg sabu dan 30 ribu butir pil ekstasi berhasil digagalkan tim Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut di Provinsi Riau pada Sabtu (1/4/2023). Dua pemilik barang diamankan.

Sementara itu, ia mengungkapkan bahwa kerusakan saraf otak yang sudah terlanjur terjadi, maka akan tetap terjadi.

Meskipun masih ada harapan perbaikan fungsi dari seberapa jauh brain reserve dan plastisitas otak dapat dikembangkan melalui program-program stimulasi dan restorasi otak.

Pukovisa mengatakan, orang-orang yang sudah terlanjur mengalami kerusakan saraf otak akibat pemakaian narkoba, selain rehabilitasi, maka mereka perlu melakukan pemeriksaan lebih jauh.

"Harus diperiksa lebih jauh, diantisipasi kemungkinan memburuk lainnya, kemudian distimulasi area-area yang terdampak dan dievaluasi secara berkala," jelasnya.

"Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan karena penggunaan narkoba juga dapat mempercepat penuaan otak/kematian sel otak," pungkasnya.

Baca juga: 5 Minuman Terburuk untuk Kesehatan Otak, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com