KOMPAS.com - Unggahan foto yang memperlihatkan adanya awan berbentuk topi di puncak Gunung Merapi, ramai di media sosial.
Unggahan foto tersebut dibuat oleh akun Twitter ini pada Rabu (5/4/2023).
Dalam foto tersebut tampak Gunung Merapi sedang mengeluarkan lava pijar namun secara bersamaan pada puncaknya ditutupi oleh awan bertopi.
"Saat Merapi bertopi sekaligus mengeluarkan lava pijar. Lokasi: Sleman Yogyakarta. Foto oleh: yehezkiel_bayoueaji," tulis pengunggah.
Saat Merapi bertopi sekaligus mengeluarkan lava pijar ????+????
Lokasi : Sleman Yogyakarta
????: yehezkiel_bayoueaji pic.twitter.com/MubNTYVY0w
— Merapi Uncover (@merapi_uncover) April 5, 2023
Hingga Kamis (6/4/2023) pagi, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 22.700 kali dan disukai sebanyak 181 warganet Twitter.
Baca juga: Ramai soal Muncul Awan Lentikular Saat Merapi Erupsi, Apa Itu?
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengungkapkan bahwa fenomena awan bertopi yang terjadi di puncak Gunung Merapi tersebut karena fenomena cuaca.
Fenomena cuaca tersebut terjadi karena adanya angin yang cukup kencang yang mengelilingi puncak Gunung Merapi.
"Itu fenomena cuaca saja, di mana terjadi angin yang cukup kencang mengelilingi puncak dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (6/4/2023).
Agus mengatakan bahwa fenomena awan bertopi cukup sering terjadi di beberapa gunung di Indonesia. Hal ini karena dalam proses pembentukan awannya akan mengikuti dinamika cuaca di sekitar.
Baca juga: Viral, Video Awan Panas Gunung Merapi Berbentuk Petruk, Peneliti: Fenomena Pareidolia
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menjelaskan, fenomena awan bertopi termasuk jenis awan lenticular.
"Awan bertopi itu adalah salah satu jenis awan lenticular yang terbentuk karena angin di gunung," ujarnya, terpisah.
Awan lenticular terjadi ketika udara bertiup melintasi pegunungan dalam keadaan tertentu. Kemudian udara akan membentuk rangkaian gelombang besar yang berada di hilir udara.
Baca juga: Viral, Video Awan seperti Ombak di Langit Jakarta, Apa Penyebabnya?
Jika terdapat cukup kelembapan di udara, maka akan muncul gerakan naik gelombang yang menyebabkan uap air mengembun dan membentuk penampakan unik awan lentikular yang salah satunya awan bertopi tersebut.
Ida mengungkapkan, untuk bisa mengetahui apakah terdapat hubungan antara fenomena tersebut dengan aktivitas gunung, maka diperlukan penelitian lanjutan.
"Tapi sepengalaman kami dengan atau tanpa aktivitas gunung, fenomena awan bertopi ini memang sering terbentuk di puncak pegunungan," ungkapnya.
Ida juga menyampaikan bahwa kemunculan awan bertopi di puncak gunung juga kerap terjadi. Namun belum ada penelitian mengenai frekuensi fenomena awan tersebut bisa muncul.
"Meski belum ada penelitiannya, tapi berdasarkan beberapa laporan sepertinya fenomena awan bertopi tersebut cukup sering terjadi," pungkasnya.
Baca juga: Fenomena Topi Awan yang Terjadi Serentak di 4 Gunung, Ada Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.