Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Fenomena Awan "Bertopi" di Puncak Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG dan BMKG

Unggahan foto tersebut dibuat oleh akun Twitter ini pada Rabu (5/4/2023).

Dalam foto tersebut tampak Gunung Merapi sedang mengeluarkan lava pijar namun secara bersamaan pada puncaknya ditutupi oleh awan bertopi.

"Saat Merapi bertopi sekaligus mengeluarkan lava pijar. Lokasi: Sleman Yogyakarta. Foto oleh: yehezkiel_bayoueaji," tulis pengunggah.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengungkapkan bahwa fenomena awan bertopi yang terjadi di puncak Gunung Merapi tersebut karena fenomena cuaca. 

Fenomena cuaca tersebut terjadi karena adanya angin yang cukup kencang yang mengelilingi puncak Gunung Merapi.

"Itu fenomena cuaca saja, di mana terjadi angin yang cukup kencang mengelilingi puncak dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Agus mengatakan bahwa fenomena awan bertopi cukup sering terjadi di beberapa gunung di Indonesia. Hal ini karena dalam proses pembentukan awannya akan mengikuti dinamika cuaca di sekitar.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menjelaskan, fenomena awan bertopi termasuk jenis awan lenticular.

"Awan bertopi itu adalah salah satu jenis awan lenticular yang terbentuk karena angin di gunung," ujarnya, terpisah.

Awan lenticular terjadi ketika udara bertiup melintasi pegunungan dalam keadaan tertentu. Kemudian udara akan membentuk rangkaian gelombang besar yang berada di hilir udara.

Jika terdapat cukup kelembapan di udara, maka akan muncul gerakan naik gelombang yang menyebabkan uap air mengembun dan membentuk penampakan unik awan lentikular yang salah satunya awan bertopi tersebut.

Ida mengungkapkan, untuk bisa mengetahui apakah terdapat hubungan antara fenomena tersebut dengan aktivitas gunung, maka diperlukan penelitian lanjutan.

"Tapi sepengalaman kami dengan atau tanpa aktivitas gunung, fenomena awan bertopi ini memang sering terbentuk di puncak pegunungan," ungkapnya.

Ida juga menyampaikan bahwa kemunculan awan bertopi di puncak gunung juga kerap terjadi. Namun belum ada penelitian mengenai frekuensi fenomena awan tersebut bisa muncul.

"Meski belum ada penelitiannya, tapi berdasarkan beberapa laporan sepertinya fenomena awan bertopi tersebut cukup sering terjadi," pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/06/121500665/ramai-soal-fenomena-awan-bertopi-di-puncak-merapi-ini-penjelasan-bpptkg-dan

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke