Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Kurma Digunakan Menurunkan Berat Badan?

Kompas.com - 03/04/2023, 18:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurma tinggi akan potasium, zat besi, vitamin B1, B2, A1 dan C sehingga memiliki berbagai khasiat kesehatan.

Di Indonesia, buah kering ini banyak dimakan saat berbuka puasa di bulan suci Ramadhan. Salah satu alasannya adalah karena kurma dapat mengenyangkan perut yang kosong seharian.

Dengan khasiat tersebut, apakah kurma bisa digunakan mendukung program diet dan menurunkan berat badan?

Baca juga: 3 Tanda Kurma Sudah Tidak Layak Konsumsi


Kurma dan berat badan

Menurut Medical News Today, tidak banyak penelitian yang membahas efek kurma pada penurunan berat badan.

Namun, dari penelitian yang ada, terbukti jika kurma tidak menyebabkan kenaikan berat badan jika dikonsumsi dengan porsi normal.

Para peneliti menyatakan bahwa menghambat enzim lipase di pankreas terbukti dapat mencegah obesitas. Setelah diteliti lebih lanjut, ekstrak kurma ternyata dapat menekan enzim ini.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa makan tiga kurma per hari tidak menyebabkan peningkatan indeks massa tubuh (BMI). Artinya, sesorang dapat makan beberapa butir kurma setiap hari tanpa mengalami kenaikan berat badan.

Peneliti juga mencatat, kurma rendah akan skala indeks glikemik meskipun tinggi gula. Ini menunjukkan buah tersebut tidak terlalu memengaruhi kadar gula darah daripada makanan yang mengandung gula lainnya.

Baca juga: Terlalu Banyak Makan Kurma, Apa Bahayanya?

Menurunkan berat badan dengan kurma

Ilustrasi kurma, mengonsumsi kurma.SHUTTERSTOCK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi kurma, mengonsumsi kurma.
Dilansir Lifestyle Asia, kurma memiliki banyak kandungan gizi tinggi yang bagus untuk menurunkan berat badan, yaitu:

Serat

Kurma mengandung serat yang tinggi sehingga membuat perut kenyang lebih lama. Jika perut terasa kenyang, maka kebiasaan mengemil akan berkurang.

Keberadaan serat juga meningkatkan metabolisme tubuh.

Protein

Kurma tinggi protein sehingga sangat bagus untuk menurunkan berat badan. Protein membantu menjaga massa tubuh yang sehat dan menjaga otot tetap kuat. Ini membuat kurma sangat membantu menjaga berat badan tetap terkendali.

Lemak tak jenuh

Tidak semua lemak itu jahat, contohnya asam lemak tak jenuh. Kurma tinggi akan lemak sehat yang membantu mengurangi peradangan, obesitas, resistensi insulin, dan diabetes. Dengan mengonsumsi kurma, kondisi tersebut dapat terhindari.

Baca juga: Mengapa Kurma Sangat Populer Selama Ramadhan?

Antioksidan

Kurma mengandung antioksidan tinggi, seperti antosianin, fenolat, dan karotenoid. Zat tersebut membantu membuang racun dari dalam tubuh serta meningkatkan metabolisme dan pencernaan.

Antioksidan akan melawan radikal bebas berbahaya dalam tubuh serta membantu melawan stres dan peradangan. Semua ini akan menyebabkan penurunan berat badan.

Gula

Meskipun kurma sangat manis, gula di dalamnya merupakan gula alami yang menjaga kadar gula darah tetap terkendali.

Kurma kaya akan flavonoid, saponin, dan fenolat yang merangsang produksi insulin dalam tubuh. Kurma juga memiliki indeks glikemik rendah sehingga dapat mengatur kadar gula darah tetap stabil.

Meskipun kurma bermanfaat untuk menurunkan berat badan, seseorang hanya dianjurkan makan sekitar empat hingga enam kurma per hari. Porsi ini akan cukup untuk menahan rasa lapar dan memuaskan kebutuhan rasa manis dalam tubuh.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Manfaat Buah Kurma untuk Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com