Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Tipes Tak Hanya Demam, Apa Saja?

Kompas.com - 04/09/2022, 14:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit tipes masih menjadi perhatian di Indonesia karena banyak orang yang menderita penyakit ini.

Dilansir laman Kemenkes, 10 Mei 2022, di Indonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid, dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, kasus infeksi tipes menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500 per 100.000 penduduk dengan kematian sekitar 0,6-5 persen.

Apa itu penyakit tipes?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tipes merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran manusia.

Tipes juga disebut demam tifoid (typhoid fever). Di seluruh dunia, demam tifoid mempengaruhi sekitar 11 hingga 21 juta orang.

Tipes paling sering terjadi di bagian dunia di mana air dan makanan mungkin tidak aman dan memiliki sanitasi buruk. Beberapa di antaranya seperti Asia Selatan, terutama Pakistan, India, dan Bangladesh.

Penyakit ini menyebar melalui kontaminasi limbah makanan atau air dan melalui kontak orang ke orang.

Orang yang sedang sakit dan orang yang sudah sembuh tetapi masih menularkan bakteri di kotorannya (tinja) dapat menyebarkan Salmonella typhi.

Anda bisa terkena tipes jika:

  • Anda makan makanan atau minuman yang telah disentuh oleh orang yang mengeluarkan (membuang) Salmonella typhi di kotorannya dan yang belum mencuci tangan dengan bersih setelah dari kamar mandi.
  • Limbah yang terkontaminasi Salmonella typhi masuk ke air yang Anda minum.
  • Kotoran yang terkontaminasi Salmonella typhi masuk ke dalam air yang digunakan untuk membilas makanan yang Anda makan mentah.

Baca juga: Data Kumulatif Sebut Ratusan Mahasiswa di Bandung Idap HIV, Bagaimana Gejala dan Cara Penularan HIV?

Gejala tipes

Dikutip dari Mayoclinic, tanda dan gejala tipes cenderung berkembang secara bertahap dan biasanya muncul satu hingga tiga minggu setelah terpapar penyakit.

Tanda awal tipes antara lain sebagai berikut:

  1. Demam, dimulai dari rendah dan meningkat setiap harinya. Demam dapat mencapai 104,9 derajat Fahrenheit (40,5 derajat Celcius)
  2. Sakit kepala
  3. Kelemahan dan kelelahan
  4. Nyeri otot
  5. Berkeringat
  6. Batuk kering
  7. Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan
  8. Sakit perut
  9. Diare atau sembelit
  10. Ruam
  11. Perut sangat buncit.

Sementara itu jika gejala tipes awal tidak diobati, maka bisa menyebabkan Anda:

  1. Mengigau
  2. Berbaring tak bergerak dan kelelahan dengan mata setengah tertutup dalam apa yang dikenal sebagai kondisi tipes.

CDC mencatat beberapa orang yang terkena tipes juga mengembangkan ruam datar, bintik-bintik berwarna mawar.

Baca juga: Gejala Asam Urat dan Tanda Harus Segera Periksa

Pencegahan

Untuk mencegahnya Anda bisa mendapat vaksinasi, makan makanan dan minuman yang benar-benar higienis, serta mencuci tangan dengan sabun dan air bersih selama 20 detik.

Selain itu hindari minum air yang tidak dimasak. Air minum yang tercemar merupakan masalah khusus di daerah endemik demam tifoid.

Hindari juga buah dan sayuran mentah. Karena produk mentah mungkin telah dicuci dengan air yang terkontaminasi.

Pilih makanan panas. Hindari makanan yang disimpan atau disajikan pada suhu kamar. Mengukus makanan hingga suhunya panas adalah yang terbaik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com